Sebelum kabar telah ada keputusan "Tim Enam" yang dibentuk Golkar dan Demokrat untuk pembahasan rencana koalisi ini, sempat mencuat wacana mengusung Sultan yang juga adalah kader Golkar sebagai bakal calon yang diusung. Dalam wacana awal itu, "pilihan" Demokrat juga menjadi pendampingnya.
"Tapi ternyata kami tidak mendapat respons yang baik. Ya tidak dipaksakan (mengusung Sultan)," ucap Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/5/2014). Amir menolak menyebutkan siapa yang keberatan maupun alasan untuk mementahkan wacana pengusungan Sultan itu.
Dalam kesempatan itu, Amir menyisipkan pujian untuk Pramono. Menurut dia, Pramono punya karir militer yang teruji dan mapan. Adapun soal keinginan Aburizal tetap maju menjadi bakal calon presiden, Amir menolak berkomentar.
"Kalau (pencalonan Aburizal), itu urusan internal Golkar, saya tidak mau berkomentar," tepis Amir. Menteri Hukum dan HAM ini pun berpendapat posisi perolehan suara partainya yang lebih rendah daripada raupan suara Partai Golkar, membuat Demokrat tak bisa seenaknya juga memaksakan kehendak.
Karenanya, kata Amir, Demokrat pun harus menghormati pilihan Partai Golkar soal sosok yang akan diajukan sebagai calon presiden. "Soal siapa yang diajukan, lebih baik ditanyakan ke tim enam karena saya tidak masuk dalam tim enam itu," ucap Amir.
Sebelumnya, Partai Golongan Karya dan Partai Demokrat disebut telah membuat keputusan bakal membentuk poros baru untuk Pemilu Presiden 2014. Pasangan calon presiden dan wakilnya pun sudah disiapkan, yakni Aburizal Bakrie dan Pramono Edhie Wibowo.
"Tadi malam akhirnya terbentuk poros baru, dengan mengusung ARB sebagai capres Partai Golkar dengan Pramono Edhie Wibowo sebagai calon wakil presiden dari Partai Demokrat," kata Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat di Jakarta, Sabtu.
Keputusan itu dihasilkan oleh Tim 6. Dalam tim ini, Partai Golkar diwakili MS Hidayat, Agung Laksono, dan Idrus Marham. Adapun dari Demokrat, ada Syarief Hasan, Jero Wacik, serta Edhie Baskoro Yudhoyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.