Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap SBY Bentuk Poros Baru, Akankah PKS Merapat ke Demokrat?

Kompas.com - 13/05/2014, 14:10 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang belakangan terlihat "mesra" dengan Partai Gerindra, masih membuka komunikasi dengan Partai Demokrat. Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq mengatakan, partainya meyakini bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akan membentuk poros baru dan bisa jadi partai-partai koalisi pemerintahan saat ini akan kembali berkumpul.

Mahfudz menilai tenangnya arus permukaan politik SBY bukan berarti tidak akan muncul gelombang politik baru. Ia menilai selama ini ingar-bingar koalisi hanya didominasi berita soal Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan sesekali Aburizal Bakrie.

"Banyak orang tidak mengalkukasi Partai Demokrat dan Presiden SBY. Harus diingat, Pak SBY itu masih presiden. Beliau ahli strategi ulung dan partai Demokrat masih signifikan suara dan kursi DPR hasil Pileg 2014," ujar Mahfudz, Selasa (13/5/2014).

Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat itu yakin bahwa SBY masih punya pengaruh kuat terhadap parpol anggota koalisinya saat ini. Pengaruh itu, kata Mahfudz, memungkinkan SBY memunculkan gelombang koalisi baru yang sangat kuat.

Apakah ini pertanda bahwa PKS masih berharap terhadap kemungkinan berkoalisi dengan Partai Demokrat? Mahfudz hanya tertawa. "Rahasia," katanya.

Sementara itu, Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan bahwa partainya kemungkinan akan membentuk poros koalisi baru. Ruhut yakin bahwa koalisi partai saat ini masih sangat cair dan partai-partai masih berpeluang merapat ke Partai Demokrat. Salah satunya adalah PKS, yang selama ini sering berseberangan sikap dengan Demokrat.

"PKS masih cair karena Pak SBY sangat dekat dengan Ustaz Hilmi (Ketua Majlis Syura PKS Hilmi Aminuddin, red). Dengan PKS dan Hanura, kami masih bisa membuat poros baru," kata Ruhut.

Informasi yang dihimpun Kompas.com, tim negosiatior Partai Demokrat di PKS adalah Tifatul Sembiring, yang kini menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika. Tifatul juga sempat menyatakan adanya peluang partainya bergabung dengan Partai Demokrat. Dia bahkan mengklaim sudah diajak secara resmi oleh partai pimpinan SBY itu.

Tak hanya itu, Tifatul juga sempat memberikan sinyal kepada SBY dengan memberikan pantun dalam sambutan perubahan nama B Channel menjadi RTV pada 4 Mei lalu. "Semangka muda dicicip kelinci. Semoga kita berkoalisi lagi," pesan Tifatul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com