Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arbi Sanit: Jokowi Pilih JK, Prabowo-Hatta Pasti Kalah

Kompas.com - 12/05/2014, 10:20 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit, mengatakan bahwa popularitas bakal capres dari PDI Perjuangan, Joko Widodo atau Jokowi, masih jauh lebih unggul dibandingkan bakal capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ia menilai, Jokowi akan sulit dilawan jika ia berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden.

"Jika Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK), maka Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa dipastikan akan kalah," kata Arbi sebagaimana dikutip Tribunnews.com, Senin (12/5/2014).

Menurut Arbi, duet Jokowi-JK jauh lebih unggul dibandingkan bila Jokowi berpasangan dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad atau mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. Ia menilai, JK memiliki pengetahuan yang luas di bidang ekonomi, pemerintahan, kepemimpinan, dan hubungan luar negeri. "JK itu mengerti persoalan Timur Tengah," ujarnya.

Sementara itu, Abraham dan Mahfud, kata Arbi, lebih banyak menguasai bidang hukum. Padahal, posisi wapres mencakup semua masalah pemerintahan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, Arbi berpendapat, pasangan Jokowi-JK merupakan pasangan ideal dan berkualitas.

Menurut dia, daya tarik pasangan Prabowo-Hatta masih kurang kuat bila langsung berhadapan dengan Jokowi pada Pemilu Presiden 2014. Ia menilai, Prabowo-Hatta hanya menguasai bidang ekonomi, sementara penguasaan untuk bidang lain masih diragukan. Secara popularitas, keduanya juga kalah dibandingkan dengan Jokowi-JK.

Arbi mengingatkan, Jokowi bisa saja kalah jika berpasangan dengan Abraham atau Mahfud. Kedua tokoh itu tidak memiliki popularitas yang tinggi bila dibandingkan dengan JK. Terlebih lagi, kekalahan itu bisa saja terjadi bila Prabowo tiba-tiba berpasangan dengan tokoh populer lain, misalnya Dahlan Iskan.

Peta politik akan semakin menggeliat jika Partai Demokrat membentuk poros baru dan mencalonkan salah seorang dari peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Jika demikian, kata Arbi, maka perolehan suara akan terbagi, dan jalan menuju kursi RI-1 akan semakin sulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com