Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boediono: Indonesia Defisit Negarawan

Kompas.com - 10/05/2014, 21:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Sumber Antara


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Presiden RI Boediono menilai bahwa saat ini Indonesia mengalami defisit negarawan di berbagai sektor. Hal ini harus lebih diperhatikan dalam upaya mencapai keberhasilan bangsa.

"Indonesia tidak saja defisit neraca pembayaran dan juga defisit neraca anggaran, tetapi juga defisit negarawan. Namun, tidak defisit politikus," kata Boediono saat berbicara pada pembukaan "The First Young Leader Indonesia Annual Conference 2014" di Jakarta, Sabtu (10/5/2014).

Hadir dalam acara itu Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto. "Young Leaders for Indonesia" (YLI) digagas oleh PT McKinsey Indonesia pada 2008 dan telah menjadi yayasan independen pada tahun 2010, yang didukung oleh para pemimpin/tokoh-tokoh nasional. YLI adalah program kepemimpinan yang dilaksanakan selama enam bulan untuk mahasiswa berprestasi dan memiliki potensi kepemimpinan tinggi. Peserta YLI ini berasal dari lebih 30 universitas terkemuka di seluruh Indonesia.

Menurut Boediono, defisit yang paling besar adalah defisit pelaku yang andal dalam pilar poltik karena adanya keengganan generasi muda masuk ke arena politik. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan perjuangan bangsa Indonesia karena dipimpin oleh pemimpin terbaik dan paling cemerlang. Sayangnya, semakin sedikit anak muda yang menaruh minat berkarier di bidang politik.

"Yang harus dicatat adalah yang kita butuhkan politikus negarawan yang bersama-sama menghasilkan produk politik dan aturan main yang baik. Kalau kacau balau, kita ribut saja satu sama lain," katanya.

Boediono mengakui bahwa dirinya bukanlah seorang politikus. Akan tetapi, sejak bekerja di pemerintahan, dia harus mengetahui politik. "Untuk menjadi politikus yang baik harus memiliki visi yang teguh. Kalau tidak memiliki visi hanya akan menjadi pion," ujar Boediono.

Menurut Boediono, institusi yang paling fundamental adalah institusi politik. Pekerjaan paling penting dari institusi politik, seperti DPR, MPR, dan DPRD, adalah membuat aturan dasar. Dari situslah muncul undang-undang, peraturan pemerintah, dan sebagainya.

Wapres juga mengingatkan bahwa yang menentukan bangsa Indonesia ke depan adalah produk dari aturan main dalam menghadapi masa depan. "Produk-produk ini adalah produk politik. Jadi, sangat penting kita harus memiliki institusi poltik yang baik. Semua aturan main akhirnya aturan dasarnya apa, undang-undangnya apa," kata Boediono.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com