Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marah dan "Shock" atas Kekerasan Seksual Anak, SBY Gelar Rapat Terbatas

Kompas.com - 08/05/2014, 14:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono merasa marah dan terkejut setelah mendengar kejadian kekerasan seksual terhadap anak yang mencuat akhir-akhir ini. Begitu tiba di Jakarta pada Kamis (8/5/2014) siang setelah menghadiri konferensi di Bali, Presiden langsung menggelar rapat terbatas di kantor kepresidenan. Rapat ini khusus membahas tentang kekerasan seksual terhadap anak yang kasusnya banyak mencuat belakangan ini.

"Kita semua dikejutkan dengan kejadian yang membuat kita semua marah, shock, dan berbagai reaksi yang memang patut kalau itu terjadi, yaitu kejadian kekerasan seksual terhadap anak. Ini sesuatu yang sangat serius," kata Presiden saat membuka rapat.

Hadir dalam rapat itu Menteri Kesehatan Nafsiah Mbo'i, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin, dan Kepala Polri Jenderal Sutarman.

Presiden mengetahui persoalan kekerasan seksual terhadap anak ini setelah mendengar kejahatan seksual di sebuah sekolah internasional di Jakarta. Menurut dia, persoalan kekerasan terhadap anak ini telah menjadi perhatiannya sejak menambah fungsi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

"Kenapa fungsi perlindungan anak harus menjadi portofolio resmi dalam susunan pemerintahan adalah banyaknya kekerasan terhadap anak, misalnya di daerah konflik, dalam komunitas yang semakin absolut, adanya paksaan terhadap anak untuk bekerja, kekerasan di jalanan, dan ragam kekerasan yang menimpa anak-anak kita. Tapi kejahatan kali ini berbeda," kata Presiden.

Kejahatan kekerasan seksual terhadap anak ini tidak hanya terjadi di luar negeri, tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu, Presiden Yudhoyono menilai perlindungan anak sangat penting. "Masalah ini tidak bisa dianggap biasa, business as usual. Ini masalah serius," ujarnya.

Presiden meminta agar setelah mendengar persoalan dari para pejabat dan menteri terkait akan ada gerakan nasional yang melibatkan unsur di luar pemerintahan. Presiden rencananya akan mengundang lembaga perlindungan anak, seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Misi kepedulian anak harus jadi gerakan, movement, bukan hanya sebuah kebijakan pemerintah, tetapi di seluruh Tanah Air, di rumah tangga, RT, RW, dusun, kelurahan, sekolah. Yang paling tahu mungkin adalah keluarga, sehingga kewaspadaan, kepedulian, pengawasan, harus masuk pada komunitas paling kecil. Kita harus all out," ujarnya.

Dalam sebulan terakhir, pemberitaan sejumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak mulai muncul ke permukaan. Beberapa di antaranya yakni kasus kekerasan seksual yang dilakukan petugas kebersihan Jakarta International School dan kasus Emon yang mengaku sudah melakukan pencabulan terhadap lebih dari 80 anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com