JAKARTA, KOMPAS.com - Seluruh partai politik peserta Pemilu 2014 didorong untuk berani memunculkan dan mendukung figur alternatif yang relatif muda di pemilu presiden mendatang. Kehadiran figur muda yang kompeten dianggap akan menyolidkan kinerja pemerintahan selanjutnya.
Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo mengatakan, saat ini Indonesia menjadi anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), anggota sementara Dewan Keamanan PBB, dan masuk dalam G-20. Semakin pentingnya posisi Indonesia di kancah global harus diimbangi dengan duet kepemimpimam yang solid dan efektif.
"Dalam hubungan internasional, faktor kepemimpinan menentukan pola kebijakan dan politik luar negeri yang memiliki visi, dan kompetensi jelas," kata Andar dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Posisi Indonesia di kancah global, kata Andar, juga ditentukan dari kemampuan pemimpinnya dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Saat ini setidaknya Indonesia masih dirudung sejumlah masalah seperti korupsi, intoleransi, kemiskinan, dan buruknya layanan kesehatan serta pendidikan.
Sadangkan tantangan ke depan, Indonesia juga akan segera menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 bersama negara berkembang seperti Myanmar, Vietnam, Laos, dan lainnya. MEA ini menjadikan Indonesia tak dapat membendung arus globalisasi ekonomi atau perdagangan bebas.
"Sebenarnya ini momentum memilih pemimpin yang efektif, tapi wacana koalisi partai selama ini hanya menekankan pada memenangkan pemilu, bukan bagaimana membangun pemerintahan yang efektif," ujarnya.
Akibatnya, imbuh dia, wacana pencarian dan penentuan bakal cawapres hanya terfokus pada figur yang memiliki elektabilitas kuat, tetapi belum teruji kompetensinya.
"Padahal survei yang kami lakukan banyak menjaring figur muda di bawah 60 tahun yang layak diajukan sebagai cawapres," ucapnya.
Berdasarkan riset kualitatif yang dilakukan IndoStrategi pada April 2014, ditemukan keinginan publik pada figur muda untuk diduetkan pada salah satu bakal capres yang ada. Kriteria yang muncul adalah figur muda yang unggul dalam pengalaman dan pergaulan internasional, menguasai persoalan ekonomi, memiliki kemampuan manajerial serta berintegritas.
Riset itu berhasil memunculkan nama figur muda seperti mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
"Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang memadukan sosok solidarity maker dengan sosok eksekutor dan profesional serta diterima dan dikenal luas dalam jaringan lokal-global internasional," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.