Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kivlan Zen: Prabowo Sakit Hati kepada Wiranto

Kompas.com - 06/05/2014, 18:23 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Peristiwa penculikan para aktivis 1997/1998 menjadi titik tolak karier Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) saat itu, Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto. Atas peristiwa tersebut, Prabowo diberhentikan oleh Panglima TNI Jenderal (Purn) Wiranto. Pemberhentian ini pun membuat Prabowo sakit hati terhadap Wiranto.

"Saat Prabowo diberhentikan, dia sakit hati sama Wiranto karena dia merasa tidak menculik dan tidak mau melakukan kudeta tahun 1998," ujar mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen di Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Kivlan menyatakan, Prabowo hanya mengikuti perintah penangkapan aktivis yang dianggap membuat kekacauan di Jakarta. Perintah itu datang dari Panglima ABRI sebelum Wiranto, Feisal Tanjung. Namun, peristiwa kerusuhan pada bulan Mei muncul saat Wiranto menjabat sebagai Panglima TNI.

"Saat peristiwa Mei muncul, Kasum, atas perintah dari Wiranto, menghubungi saya untuk tidak mengerahkan pasukan. Bagaimana bisa? Kalau Kostrad tidak ada, Jakarta akan semakin chaos. Saat kami di barisan terdepan, Wiranto justru ada di Malang," cibir Kivlan.

Menurut dia, sebagai seorang komandan, seharusnya Wiranto berada di barisan terdepan bersama pasukannya untuk mengamankan Jakarta. Akhirnya, ketika itu, Prabowo yang memiliki kewenangan untuk mengerahkan pasukan pun tak mengindahkan perintah Wiranto.

"Eh, malah kami dituduh mau kudeta. Tidak benar itu," tukas Kivlan.

Lantaran difitnah banyak pihak, sebut Kivlan, Prabowo pun sakit hati. Dia bahkan harus melepaskan kedinasannya di TNI. Menurut Kivlan, sanksi terhadap Prabowo itu adalah hukuman paling berat yang diterima seorang prajurit.

"Hukum militer sudah diterapkan sampai tingkat mayor. Sebagai penanggung jawab moral, Prabowo juga sudah diberhentikan. Harusnya tanggung jawab dia sebagai pelaksana perintah penangkapan selesai. Ini hukuman terberat bagi seorang tentara," kata Kivlan.

Berdasarkan catatan Kontras, sebanyak 23 aktivis dihilangkan ketika itu. Dari angka itu, 1 orang ditemukan meninggal (Leonardus Gilang), 9 orang dilepaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang hingga kini. Dari sembilan orang yang dilepaskan itu, di antaranya ada yang bergabung bersama Prabowo ke Partai Gerindra, yakni Desmond Junaidi Mahesa dan Pius Lustrilanang.

Baru-baru ini, Prabowo dan Wiranto bertemu terkait pemilu presiden mendatang. Meski tak mau mengungkap apa yang dibahas, Prabowo menyebut bahwa hasil pertemuan itu positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com