Salah satu tujuan pendirian koalisi tersebut adalah menolak terpilihnya calon presiden yang fasis. “Indonesia secara kultural dibangun oleh kebhinnekaan etnis, tradisi, dan keyakinan. Dalam satu agama yang sama saja selalu ada berbagai penafsiran dan cara pandang,” kata Muhammad Faris Alfadh dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (6/5/2014).
Mahasiswa Asia Research Center Murdoch University ini juga menyatakan bahwa upaya memurnikan agama dinilai tidak akan bisa bertemu dengan nilai-nilai Pancasila.
Sementara itu, Muhammad Ridha, Sekjen Koalisi, menyatakan, koalisi ini salah satunya juga prihatin dengan manifesto Gerindra yang dinilai bisa memunculkan konflik horizontal di masyarakat.
Dalam deklarasi tersebut, koalisi mahasiswa menyerukan Pantura (Panca Tuntutan Rakyat), yang berisi lima butir. Pertama, menolak keberadaan calon presiden yang diidentifikasi sebagai bagian dari kekuatan yang bertendensi fasisme.
Kedua, menuntut para calon presiden yang berkontestasi dalam Pemilu 2014 agar menjunjung tinggi kebhinnekaan serta persatuan Indonesia berdasarkan keadilan sosial. Ketiga, menyerukan kepada para calon presiden agar menjunjung tinggi kebhinekaan dan hak asasi manusia sebagai agenda penting dalam pemerintahan.
Keempat, menyerukan kepada seluruh masyarakat agar menyatukan diri untuk tidak mendukung kekuatan politik bertendensi fasis dan anti-kebhinnekaan. Kelima, menyerukan kepada segenap masyarakat agar mendorong sistem pemerintahan yang melindungi kebhinnekaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.