JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical disarankan mengubur ambisinya, baik menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden. Menurut pengamat politik Heri Budianto, Golkar harus merelakan Ical untuk tidak maju pada pemilu presiden mendatang karena elektabilitasnya yang rendah.
"Menurut saya memang sudah saatnya ARB melepas hasratnya untuk maju sebagai capres dan bahkan cawapres," ujar Heri saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/5/2014).
Heri menilai, jika Ical tetap memaksakan diri maju di pilpres, maka Golkar akan sulit duduk di pemerintahan. Meskipun menurunkan target menjadi cawapres, kekuatan Ical untuk mendongkrak suara dinilai masih lemah.
Menurut Heri, sebaiknya Golkar mengusung tokoh lain untuk menjadi cawapres. Ia menyebutkan tiga nama yang potensial, yakni politisi senior Golkar Jusuf Kalla, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, dan Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso.
Selama ini, pencalonan Ical sebagai capres terus digoyang oleh sejumlah elite di internal Golkar. Salah satu yang memicu adalah tingkat elektabilitas yang dinilai tak mampu bersaing dengan dua bakal calon lain, Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Salah satu pendiri Golkar, Suhardiman, bahkan meminta Ical untuk mundur dari pencapresan.
Heri yakin pergolakan di internal Golkar mengenai pencapresan akan selesai setelah dibawa ke rapat pimpinan nasional dalam waktu dekat. "Golkar partai berpengalaman. Perbedaan seperti apa pun akan mencair," ujarnya.
Berdasarkan hasil hitung cepat, Golkar tidak dapat mengusung capres-cawapres sendiri lantaran suaranya pada pemilu legislatif kemarin hanya sekitar 15 persen. Untuk itu, Golkar tengah membangun koalisi, salah satunya dengan Partai Gerindra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.