"Estrada, aktor tetapi tidak tahu visi dan misinya. Kita tidak ingin itu terjadi maka memang bagus calon pemimpin ini dikuliti, bagaimana pemikirannya, sah-sah saja diungkapkan ke publik," kata Fadli Zon di Jakarta, Minggu (4/5/2014).
Estrada adalah mantan Presiden Filipina yang pemerintahannya dijatuhkan rakyat dalam revolusi people power (kekuatan rakyat) yang dikenal dengan nama Revolusi EDSA II. Sebelum menjabat, Estrada merupakan aktor populer di negara tersebut.
Menurut Fadli, seharusnya Jokowi menyampaikan kepada publik mengenai visi dan misinya sebagai bakal calon presiden. Dengan demikian, masyarakat bisa melihat figur capres seperti apa yang dibutuhkan dalam situasi saat ini.
Dia juga menilai, sudah menjadi risiko bagi seorang bakal calon presiden jika mendapatkan kritik terkait dengan kapabilitasnya.
"Tidak bisa sekadar bicara aku rapopo, rapopo. Harus jelas dan itu harus diadu sehingga bisa dilihat siapa figur sesungguhnya," sambungnya.
Menurut Fadli, seorang capres tidak cukup jika hanya bermodalkan popularitas. Dia lantas mencontohkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut dia, SBY tidak hanya populer, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan.
"SBY ada kekuatan riil, 10 tahun berkuasa itu hebat, 10 tahun berkuasa dengan relatif aman, SBY diakui dia punya leadership," tuturnya.