JAKARTA, KOMPAS.com -- Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4/2014) siang. Ada yang berbeda dari pembukaan Presiden saat itu. Presiden SBY menyampaikan salam perpisahannya kepada semua kepala daerah se-Indonesia.
Sebelumnya, Presiden menjabarkan panjang lebar pencapaian pemerintahanannya selama 10 tahun. Di akhir pidatonya, Presiden SBY kemudian mengumbar kata-kata perpisahan. Sambil terbatuk-batuk, dia pun meminta maaf kepada semua kepala daerah yang hadir.
"Ini Musrenbangnas terakhir bagi saya dan Pak Boediono. Jika ada hal-hal yang tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besar karena apa yang saya lakukan semata-mata sebagai tugas negara. Sebaliknya, bagi saya tidak ada yang personal," ujar Presiden SBY.
SBY pun mendoakan agar Presiden setelahnya bisa semakin maju, semakin baik, dan semakin banyak yang dihasilkan. "Mari dukung presiden baru kita agar lebih sukses, siapa pun yang terpilih," katanya.
Dia lalu sempat berseloroh bahwa di tempat pelaksanaan Musrenbangnas, banyak pula kepala daerah yang merupakan calon presiden yang hadir. Dia menyebutkan bahwa presiden terpilih nantinya 50 persen akan berasal dari para peserta Musrenbangnas yang terdiri dari berbagai kepala daerah. Pernyataannya ini langsung mendapat tepuk tangan.
Namun, SBY buru-buru menambahkan pernyataannya. "Supaya lebih aman, 50 persen lainnya juga kemungkinan berasal dari luar ruangan ini," imbuhnya. Peserta yang hadir pun langsung tertawa.
Lantaran berpidato panjang sambil sesekali menyinggung kata-kata perpisahan, SBY sampai lupa untuk membuka acara ini. Setelah sekitar 45 menit SBY berbicara, akhirnya dia sadar harus membuka acara.
"Saya sampai lupa mau buka ini. Karena sudah selesai pileg, saya pukul berapa kali pun enggak ngaruh, ya. Dulu saya pukul lima kali disangka pro-partai ini," ujar SBY sembari menuju gong yang sudah disiapkan panitia.
Acara pun akhirnya dibuka dengan pukulan gong empat kali oleh SBY yang didampingi sejumlah menteri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.