Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Tak Paksakan Posisi Cawapres Jokowi

Kompas.com - 25/04/2014, 09:46 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus memetakan langkah koalisi politik untuk menghadapi Pemilu Presiden 2014. Saat ini komunikasi intensif terus dilakukan dengan PDI Perjuangan.

Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding mengatakan, PDI-P adalah partai yang paling berpotensi dipilih PKB sebagai mitra koalisi. Penyebabnya adalah kesamaan visi dan kesamaan menolak kerja sama politik yang dilandasi praktik transaksional.

"Faktanya, komunikasi kami paling intens dengan PDI-P, dan PKB tidak persoalkan siapa cawapresnya (Joko Widodo)," kata Karding, saat dihubungi, Jumat (25/4/2014).

Karding menjelaskan, dalam penentuan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nanti, semua pihak harus menyadari bahwa yang terpenting adalah memunculkan pasangan yang komplet. Dengan begitu, pasangan capres dan cawapres tersebut dapat saling melengkapi, bekerja secara efektif, dan solid selama satu periode.

"Power sharing otomatis terjadi, tetapi itu bukan patokan utama. PKB tidak meminta apa pun dalam komunikasi politik dengan semua partai, termasuk ke PDI-P," pungkasnya.

Sebelumnya, Karding mengatakan, partainya telah mencapai kesepahaman untuk melakukan kerja sama politik dengan PDI-P. Namun, kesepakatan itu baru akan disampaikan secara resmi oleh ketua umum tiap-tiap partai.

Karding menuturkan, kesepakatan antara partainya dan PDI-P relatif mudah tercapai karena ada kesamaan persepsi dalam membangun koalisi. PKB juga tak ingin terjebak dalam koalisi transaksional yang motivasinya hanya sebagai ajang bagi-bagi kekuasaan.

Secara terpisah, Ketua DPP PKB Marwan Jafar juga menuturkan, partainya cenderung akan berkoalisi dengan partai nasionalis. Marwan menjelaskan, koalisi dengan partai nasionalis dianggapnya lebih rasional karena memiliki kesiapan cukup dalam menghadapi pilpres.

Menurut dia, partai berbasis massa Islam sampai saat ini belum memiliki figur pasti yang akan diusung sebagai bakal calon presiden.

Saat dikonfirmasi, Ketua DPP PDI-P Rokhmin Dahuri membenarkan bahwa kesepakatan antara partainya dan PKB semakin mengerucut. Setelah Partai Nasdem, PKB menjadi partai lain yang bergabung dalam poros PDI-P.

Mengenai posisi bakal cawapres untunk mendampingi bakal capres dari PDI-P, Joko Widodo (Jokowi), PDI-P dikabarkan telah menyiapkan beberapa nama. Mereka antara lain mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu; mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla; dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) sekaligus salah satu bakal capres dari PKB, Mahfud MD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com