Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poros Tengah Diprediksi Layu Sebelum Berkembang

Kompas.com - 21/04/2014, 17:54 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti melihat upaya partai-partai papan tengah membangun kembali poros tengah tidak akan menemui jalan keluar dalam mengusung calon presiden alternatif. Ia menilai kultur partai Islam saat ini sudah terlalu sulit disatukan satu sama lain.

"Istilah saya buat poros tengah ini layu sebelum berkembang. Banyak faktor yang akan membuat alot dalam membangun poros tengah ini," kata Ray, Senin (21/4/2014), di Jakarta.

Ia menyebutkan, ada beberapa faktor penghalang upaya poros tengah. Salah satunya adalah konflik internal Partai Persatuan Pembangunan sebagai salah satu partai potensial yang akan bergabung dengan poros tengah. Penyebab lain adalah faktor menonjolnya Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dalam merumuskan poros ini.

"PKB sudah merasa enggak yakin karena pengalaman poros tengah jilid I bersama Amien karena mereka (PKB) dulu merasa dikhianati Amien saat melengserkan Gus Dur dari kursi presiden," kata Ray. Dalam menyikapi hal ini, Ray menyarankan sebaiknya Amien berperan sebagai fasilitator.

Kamis (17/4/2014) malam, sejumlah tokoh dan pimpinan partai serta ormas berbasis massa Islam melakukan pertemuan secara tertutup di Cikini, Jakarta Pusat. Pertemuan ini digagas untuk menampung aspirasi organisasi kemasyarakatan Islam dari berbagai daerah yang menginginkan partai-partai Islam bersatu dan mengusung calon sendiri pada Pemilihan Presiden 2014. Pertemuan tersebut dihadiri perwakilan dari partai berbasis Islam, yaitu Ketua Majelis

Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais, Bendahara Umum DPP PKB Bahrudin Nashori, Ketua DPP PAN Azwar Abubakar, Presiden PKS Anis Matta, Wasekjen PKS Fahri Hamzah, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, tokoh MUI KH Amidan, dan Waketum PPP Emron Pangkapi.

Setelah pertemuan tersebut, Amien Rais membuat pernyataan pers bahwa akan dibentuk koalisi Indonesia Raya. Koalisi itu dianggap sebagai penyempurna koalisi poros tengah yang akan diisi oleh sebanyak mungkin partai politik. Usulan itu dilandasi pentingnya keterlibatan semua pihak dalam membangun Indonesia yang majemuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com