JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti melihat upaya partai-partai papan tengah membangun kembali poros tengah tidak akan menemui jalan keluar dalam mengusung calon presiden alternatif. Ia menilai kultur partai Islam saat ini sudah terlalu sulit disatukan satu sama lain.
"Istilah saya buat poros tengah ini layu sebelum berkembang. Banyak faktor yang akan membuat alot dalam membangun poros tengah ini," kata Ray, Senin (21/4/2014), di Jakarta.
Ia menyebutkan, ada beberapa faktor penghalang upaya poros tengah. Salah satunya adalah konflik internal Partai Persatuan Pembangunan sebagai salah satu partai potensial yang akan bergabung dengan poros tengah. Penyebab lain adalah faktor menonjolnya Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dalam merumuskan poros ini.
"PKB sudah merasa enggak yakin karena pengalaman poros tengah jilid I bersama Amien karena mereka (PKB) dulu merasa dikhianati Amien saat melengserkan Gus Dur dari kursi presiden," kata Ray. Dalam menyikapi hal ini, Ray menyarankan sebaiknya Amien berperan sebagai fasilitator.
Kamis (17/4/2014) malam, sejumlah tokoh dan pimpinan partai serta ormas berbasis massa Islam melakukan pertemuan secara tertutup di Cikini, Jakarta Pusat. Pertemuan ini digagas untuk menampung aspirasi organisasi kemasyarakatan Islam dari berbagai daerah yang menginginkan partai-partai Islam bersatu dan mengusung calon sendiri pada Pemilihan Presiden 2014. Pertemuan tersebut dihadiri perwakilan dari partai berbasis Islam, yaitu Ketua Majelis
Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais, Bendahara Umum DPP PKB Bahrudin Nashori, Ketua DPP PAN Azwar Abubakar, Presiden PKS Anis Matta, Wasekjen PKS Fahri Hamzah, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, tokoh MUI KH Amidan, dan Waketum PPP Emron Pangkapi.
Setelah pertemuan tersebut, Amien Rais membuat pernyataan pers bahwa akan dibentuk koalisi Indonesia Raya. Koalisi itu dianggap sebagai penyempurna koalisi poros tengah yang akan diisi oleh sebanyak mungkin partai politik. Usulan itu dilandasi pentingnya keterlibatan semua pihak dalam membangun Indonesia yang majemuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.