Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasekjen PPP Sebut Nama Haji Lulung Saat Tanyai Massa Anti-Rapimnas

Kompas.com - 20/04/2014, 01:41 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Hasan Husaeri Lubis mencurigai kelompok massa yang memprotes penyelenggaraan rapimnas, Sabtu (19/4/2014) merupakan suruhan Abraham Lunggana alias Lulung.

Lulung adalah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta yang mendukung Ketua Umum PPP Suryadharma Ali. Kecurigaan Hasan itu muncul ketika dia berdialog dengan salah satu perwakilan masa bernama Yosep.

"Adinda ini siapa?" tanya Hasan.

"Saya kader PPP dari Tanah Abang," jawab Yosep.

"Lalu mau apa datang kesini?" tanya Hasan lagi.

"Kami datang ingin memastikan, rapat tidak boleh berjalan karena tidak dihadiri Ketum. Tolong bubarkanlah Pak," jawab Yosep.

"Saya sudah ketemu beliau (Ketum PPP Suryadharma Ali), beliau sudah diundang. Tapi tidak hadir," jawab Hasan.

Tiba-tiba Hasan menyinggung pengakuan Yosep yang mengatakan dirinya berasal dari tanah abang dan mengaitkannya dengan Lulung.

"Tadi Adinda bilang dari Tanah Abang ya? Haji Lulung (dari) Tanah Abang juga. Apa Anda orang suruhannya Haji Lulung?" tanya Hasan.

"Bukan. Mungkin itu kebetulan saja. Yang jelas kami ingin rapat ini dibubarkan," jawab Yosep.

Hasan kemudian mengatakan akan menyampaikan aspirasi Yosep tersebut kepada peserta rapat. Nantinya, kata dia, anggota rapat lah yang akan memutuskan apakah rapat ini dilanjutkan atau tidak.

Mendengar jawaban Hasan itu, nampaknya Yosep cukup puas dan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan lantai tiga kantor DPP PPP yang menjadi tempat rapimnas.  Belakangan, setelah percakapan yang menyinggung Haji Lulung tersebut tersiar di media, salah seorang perwakilan rombongan lainnya, Mustakim Dahlan melayangkan protes.

Dia mengaku bingung bagaimana bisa tersiar di media jika kelompok massa yang dibawanya adalah suruhan Haji Lulung.  "Kita tegaskan disini kalau kita bukan suruhan siapa-siapa. Kita bukan masa bayaran. Itu pemberitaan sudah dipelintir media," protes Dahlan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com