Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Sholah: PKB Tak Perlu Koalisi Jika Tak Bisa Usung Mahfud atau Rhoma

Kompas.com - 14/04/2014, 10:56 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sholahuddin Wahid mengatakan, sebaiknya Partai Kebangkitan Bangsa tidak berkoalisi dengan partai mana pun jika tidak bisa mengusung salah satu figur kandidat calon presiden yang dimiliki partai tersebut dalam pemilu presiden mendatang.

"Kalau tidak bisa mengusung salah satu nama, yaitu Mahfud MD atau Rhoma, ya, ngapain koalisi? Lebih baik memimpin koalisi partai papan tengah karena secara otomatis lebih berpeluang mengusung (capres) sendiri," kata Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah seperti dikutip dari Antara.

Secara pribadi, Gus Shola mengaku lebih mendukung PKB mengusung Mahfud sebagai bakal capres maupun bakal cawapres. Hal itu, menurut dia, karena Mahfud sosok yang tepat untuk menata atau memperbaiki kondisi bangsa yang tengah karut-marut di bidang penegakan hukum.

"Masalah lain seperti ekonomi memang krusial. Namun, dari kompleksitas persoalan bangsa ini bermuara dari lemahnya penegakan hukum. Oleh karena itu, saya lebih cenderung mendukung Pak Mahfud untuk diusung, entah sebagai (bakal) capres maupun sebagai (bakal) cawapres," ujarnya.

Selain itu, dia menyarankan sebaiknya Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengurungkan niatnya untuk maju sebagai cawapres. Menurut dia, apabila usulan tersebut berasal dari internal PKB, merupakan hal yang wajar sebagai wujud penyampaian aspirasi.

"Apabila ada usulan dari internal (PKB), saya cukup memahami. Namun, kalau Muhaimin justru menyambut (menyetujui) usulan tersebut, maka saya jadi tidak paham kepada Muhaimin," ujarnya.

Gus Sholah mengatakan bahwa usulan internal PKB itu merupakan hal wajar karena perolehan suara partai itu mengalami kenaikan cukup siginfikan pada Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD, 9 April lalu. Namun, menurut dia, PKB yang telah menggadang-gadang beberapa tokoh, seperti Mahfud dan Rhoma Irama, lebih etis jika Muhaimin meminta pendapat kedua tokoh tersebut.

"Bahkan, (meminta pendapat) kepada para kiai yang selama ini membantu membangkitkan gairah nahdiyin untuk kembali membesarkan PKB, seperti K.H. Hasyim Muzadi dan K.H. Ma'ruf Amin," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com