Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingin Bangun Kabinet yang Antikorupsi

Kompas.com - 13/04/2014, 15:22 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden dari PDI-Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) ingin membangun kabinet yang bersih dari korupsi dan mengedepankan kepentingan rakyat.

Oleh karena itu, dalam membangun koalisi, PDI-P ingin menghilangkan tradisi bagi-bagi kursi menteri dengan partai lain. Sejauh ini, baru Partai Nasdem yang menerima konsep koalisi PDI-P tersebut.

"Presiden, wakil presiden, dan seluruh kabinet adalah orang-orang yang tidak tersangkut korupsi, tidak cenderung melakukan korupsi, tidak pernah terduga dengan hal-hal yang menjadi masalah korupsi. Ini yang menjadi penting, mulai mengerucut ke situ, jangan sampai by product kerjasama atau koalisi ini menghasilkan pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat," kata PDI-P Ario Bimo di Jakarta, Minggu (12/4/2014).

Menurut Ario, belajar dari pengalaman koalisi Pemerintah selama ini, kabinet yang dibangun dengan dasar bagi-bagi kursi menteri justru merugikan masyarakat. Sementara koalisi yang akan dibangun Jokowi nantinya, menurut Ario, tidak berdasarkan konfigurasi politik di parlemen.

Ario mengatakan, dasar koalisi yang akan dibentuk Jokowi nantinya adalah platform yang disepakati bersama.

"Bagaimana konsep soal kedaulatan pangan misalnya, kedaulatan energi, kedaulatan wilayah, dibicarakan dulu. Untuk membicarakan masalah ini, perlu kriteria penyelesaian masalah, siapa orangnya yang tepat mengatasi," tutur Ario.

Platform ini kemudian menjadi komitmen yang dipegang setiap partai dalam koalisi. Mengenai penunjukan menteri-menteri kabinet, menurut Ario, hal itu akan menjadi kewenangan Jokowi selaku presiden jika terpilih nanti. Namun, dalam menentukan menteri-menterinya, katanya, Jokowi akan mempertimbangkan kompetensi nama-nama yang diajukan.

"Ya dimulai dari membahas persoalan, kriteria, mencari orang. Kalau dulu kan modelnya langsung mencari orang. Lalu nanti kriteria diserahkan, yang memilih orang saya kira Jokowi," ucap Ario.

Menurutnya, PDIP kemungkinan akan merapat dengan Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Selain menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Jokowi telah mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Ario juga mengatakan, kedua partai itu sudah mengajukan nama yang ditawarkan sebagai bakal calon wakil presiden bagi Jokowi. "Sudah, tapi belum diomongkan, paling lambat 15 Mei sudah oke," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com