Ia mengatakan, kalau pun Ical rela menjadi cawapres bagi capres dari partai lain, hal itu akan menimbulkan pertanyaan di internal Partai Golkar. Menurutnya, tidak semua kader Golkar setuju Ical turun target menjadi cawapres.
"Tentu dipertanyakan alasan-alasannya dan tentu akan ada impilikasi-implikasi ke dalam internal Partai Golkar," sambung Akbar.
Meski demikian, kata Akbar, Partai Golkar akan membahas kembali rencana pencalonan Ical untuk maju sebagai capres pada 9 Juli 2014 mendatang. Sebab, berdasarkan hasil penghitungan cepat perolehan suara Pemilu Legislatif 9 April lalu, Partai Golkar hanya mengantongi suara 15,01 persen.
Dia mengatakan, internal Partai Golkar akan membahas apakah pencalonan Ical akan dilanjutkan atau tidak. Jika dilanjutkan, kata Akbar, artinya partai berlambang pohon beringin itu harus berkoalisi dengan partai lain untuk mengumpulkan 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional sebagai syarat pencalonan pasangan capres dan cawapres.
"Kalau berkoalisi kan kita harus dengar suara, saran dari partai kita ajak berkoalisi," tuturnya.
Berikut hasil hitung cepat pemilu legislatif oleh Litbang Kompas dengan prosentase suara masuk 99 persen:
1. PDI Perjuangan: 19,24 persen
2. Partai Golkar: 15,01 persen
3. Partai Gerindra: 11,77 persen
4. Partai Demokrat: 9,43 persen
5. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): 9,12 persen
6. Partai Amanat Nasional (PAN): 7,51 persen
7. Partai Nasdem: 6,71 pesen
8. Partai Keadilan Sejahtera (PKS): 6,99 persen
9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP): 6,68 persen
10. Partai Hanura: 5,1 persen
11. Partai Bulan Bintang (PBB): 1,5 persen
12. Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) Indonesia: 0,95 persen.