Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Terpuruk, Bagaimana Nasib Konvensi Capres?

Kompas.com - 10/04/2014, 10:27 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com --
Merujuk hasil quick count sejumlah lembaga, perolehan suara Partai Demokrat masih di kisaran 9 persen. Angka ini jauh dari target yang ditetapkan partai pemenang Pemilu 2009 itu, yaitu 15 persen. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan, partainya realistis dengan tak bersikeras mengajukan calon presiden. Lalu, bagaimana nasib kelanjutan Konvensi Capres Partai Demokrat?

Ketua Komite Konvensi Capres Partai Demokrat Maftuh Basyuni mengaku belum mendapat arahan apa pun dari Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terkait hasil Pemilu 2014. Namun, jika melihat hasil hitung cepat, Maftuh pesimistis Partai Demokrat bisa mengajukan capres.

"Sebetulnya, kalau logikanya, konvensi jadi kurang berperan kan. Kalau capres, kan kalau dapat 20 persen. Dapat 15 persen saja bagus, dan bisa koalisi," ujar Maftuh saat dihubungi, Kamis (10/4/2014).

Meski dianggap tak relevan lagi untuk dilanjutkan, Maftuh mengatakan, komite akan tetap melaksanakan tugasnya hingga tuntas. Tahapan yang tengah dilakukan saat ini adalah survei akhir 11 peserta konvensi.

"Survei tetap dijalankan, memang agendanya begitu. Komite hanya menyiapkan kandidat yang 11 orang menjadi 1 orang. Ini tetap kami jalankan sampai saat ini," ujar Maftuh.

Mengenai kecilnya kemungkinan tetap mengajukan capres, kata Maftuh, kewenangan berada di tangan Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk memutuskannya.

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengakui kekalahan partainya dan mengucapkan selamat kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golkar, dan Partai Gerindra yang mendapatkan suara di atas Partai Demokrat.

Dalam jumpa pers pada Rabu (9/4/2014) malam itu, SBY juga menyatakan bahwa Demokrat membuka koalisi dengan siapa pun, termasuk Partai Gerindra, yang sudah menyatakan Prabowo Subianto sebagai bakal capresnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com