JAKARTA, KOMPAS.com -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tetap meresmikan Rumah Sakit Umum Pekerja di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung-Cilincing, Selasa (8/4/2014), meski rumah sakit itu belum bisa beroperasi. Rumah sakit belum beroperasi karena masih menunggu turunnya surat izin.
"Alhamdulillah sudah selesai dibangun, di kawasan industri dan kawasan berikat. Oleh karena itu, oleh negara dan pemerintah dan selaku pribadi, terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran KBN atas kerja ikhlas dan kerja kerasnya," ujar Presiden SBY saat meresmikan RSU Pekerja KBN, Selasa.
Presiden menceritakan, ide pembuatan rumah sakit itu bermula saat menjelang hari buruh internasional pada 1 Mei 2012 di Batam. Di sana, Presiden meresmikan rumah susun para pekerja.
"Di sana, saya sampaikan kepada para menteri terkait pimpinan-pimpinan BUMN agar segera dipikirkan untuk membangun rumah sakit pekerja, terutama di lokasi di mana industri dan perusahaan berkumpul atau dalam suatu kawasan," kata Presiden.
Presiden SBY sempat berkeliling dan memeriksa fasilitas yang dimiliki rumah sakit itu mulai dari ruang gawat darurat, ruang operasi, ruang radiologi, hingga fasilitas rawat inap. SBY sambil menepuk punggung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku terkesan dengan peralatan di dalamnya.
Rumah sakit ini dibangun atas kerja sama KBN dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kendati semua fasilitas sudah lengkap, tetapi rumah sakit ini masih belum bisa dioperasikan.
Direktur Utama KBN M Sattar Taba mengaku semua organisasi rumah sakit dan fasilitas memang sudah lengkap. Namun, izin operasional masih belum turun.
"Untuk mendapatkan tidak boleh hanya satu kelas. Kami buat seluruhnya kelas dua. Oleh karena itu, izin Bapak Presiden dan bapak menteri, izin operasional belum turun. Kami akan membuat dulu kelas tiga terlebih dulu," imbuh Sattar.
Proses pembangunan rumah sakit ini termasuk sangat singkat. Untuk pembangunan dan tahap final mencapai 8 bulan. Oleh karena itu, Sattar mengaku terharu pembangunan fisik akhirnya bisa cepat selesai.
Di dalam sambutannya, SBY juga memberikan tujuh pandangannya tentang ketenagakerjaan yang menitikberatkan pada kesejahteraan buruh mulai dari upah, jaminan kesehatan, potongan pajak, jamsostek, dan penetapan tanggal 1 Mei sebagai hari libur nasional.
Presiden juga meminta kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan agar pos corporate social responsibility (CSR) perusahaan berpelat merah bisa dialokasikan ke bidang kesejahteraan rakyat. Selama ini, SBY melihat CSR BUMN lebih banyak digunakan ke sektor pendidikan, yang saat ini anggarannya dalam APBN juga meningkat tajam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.