"Lembaga survei itu banyak, tergantung dari siapa pemesannya. Semua punya hitungan masing-masing. Mengapa berbeda? Karena jenis pertanyaannya berbeda-beda. Biar saja kalau anggap Demokrat keluar dari tiga besar," ujar Pramono usai berkampanye di Palembang, Selasa (1/4/2014).
Pramono mengatakan, satu survei bisa menempatkan suara Demokrat sangat rendah, tetapi survei lain menunjukkan suara partainya meningkat. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu menduga permainan survei ini dilakukan oleh partai-partai politik untuk menciptakan persepsi.
"Tujuannya mungkin agar orang tertarik untuk memilih," ujarnya.
Kendati demikian, Pramono mengaku tak mau mempersoalkan terlalu jauh soal beragamnya hasil survei itu. Dia mengatakan Demokrat tetap akan fokus melakukan kampanye untuk mendongkrak suara. Dari kampanye selama ini, dia melihat suara Demokrat justru meningkat.
"Orang masih cinta kepada SBY," katanya.
Demokrat klaim 11 Persen
Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan berdasarkan survei internal yang dilakukan partainya, suara Demokrat sudah mencapai 11 persen. Survei yang digunakan Partai Demokrat adalah Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
"PDI-P dan Golkar yang dulu 20 persen lebih, sekarang menjadi 16 persen dan 15 persen. Kami di posisi ketiga, mencapai 11 persen, Gerindra 8 persen," imbuh Ruhut.
Ruhut mengklaim survei itu paling kredibel dibandingkan semua survei lantaran dipakai oleh semua partai politik. Namun, survei ini tak pernah mau dibuka parpol, menurut Ruhut, karena parpol merasa tersaingi oleh Demokrat.
Pramono mengatakan, partainya tak akan mempublikasikan survei karena survei itu ditujukan untuk perbaikan internal. "Jadi kepentingan survei untuk kepentingan partai sendiri. Yang belum aman, diberitahu, caranya bagaimana, supaya dia bisa aman," kata Pramono.
Berdasarkan hasil survei Political Weather Station (PWS), Partai Demokrat hanya meraih suara 6,5 persen atau berada di urutan ke-6. Elektabilitas Partai Demokrat dikalahkan oleh Partai Golkar (20, 3 persen), PDI-P (19,3 persen), Partai Gerindra (14,2 persen), Partai Hanura (8,9 persen), dan Partai Kebangkitan Bangsa (6,6 persen). Sementara itu, di bawah Partai Demokrat yaitu Partai Persatuan Pembangunan (5,4 persen), Partai Amanat Nasional (4,7 persen), Partai Nasdem (4,3 persen), Partai Keadilan Sejahtera (4,2 persen), Partai Bulan Bintang (1,1 persen), PKPI (0,5 persen), dan yang tidak memutuskan sebanyak 4,0 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.