JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan pihaknya masih melihat potensi kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum 2014. Meski potensinya tak besar, kata Fadli, pihaknya telah menyiapkan langkah khusus untuk membendung kecurangan tersebut.
"Saya kira masih ada. Walau tidak sebesar pemilu dulu, tapi masih ada," kata Fadli saat dihubungi, Selasa (1/4/2014).
Beberapa potensi kecurangan yang wajib mendapat perhatian serius, kata Fadli, adalah mengenai permasalahan daftar pemilih tetap dan politik uang. Adapun pelanggaran kecil seperti atribut kampanye dianggap masih dapat dimaklumi karena aturannya juga sangat abu-abu.
Untuk membendungnya, Gerindra akan mengerahkan saksi di semua tempat pemungutan suara di seluruh daerah pemilihan.
"Kita khawatir kecurangan yang masif seperti DPT, dan penghitungan suara. Kita berharap KPU dapat netral dan menyelenggarakan pemilu yang lebih baik," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristianto melontarkan adanya indikasi gerakan mengacaukan Pemilu 2014. Informasi itu diperoleh pihaknya berdasarkan pengumpulan data dan informasi intelijen yang diklaimnya akurat.
Menurut Hasto, indikasi Pemilu 2014 akan dibuat kacau dapat terlihat dari belum sempurnanya DPT, dan kotak suara di beberapa daerah yang dibuat dengan bahan kardus. Kotak suara tersebut dianggapnya rentan rusak dan dikhawatirkan terjadi manipulasi suara setelahnya.
Presiden Susilo Bambang Yuhdoyono telah menanggapi isu tersebut. Presiden tidak terima dengan kesimpulan pemilu akan curang lantaran belum berlangsung. Pemilu legislatif baru akan digelar 9 April 2014, sedangkan pemilu presiden pada Juli mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.