Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan: Saya "Disekolahkan" Sangat Mahal oleh SBY

Kompas.com - 01/04/2014, 05:25 WIB
Fathur Rochman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Dahlan Iskan, mengaku telah "disekolahkan" oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut dia, "sekolah" itu terkait energi.

"Orang boleh mencaci beliau, tapi saya punya pandangan berbeda soal beliau. Saya bersyukur 'disekolahkan' sangat mahal soal energi oleh beliau dan berterima kasih pada beliau," ujar Dahlan dalam "ceramah kebangsaan" peluncuran buku The Next One Biografi Dahlan Iskan di Soehanna Hall, The Energy Building SCBD, Jakarta, Senin (31/3/2014).

Menurut Dahlan, dia "sekolah" soal energi dari hulu ke hilir ketika ditunjuk Presiden SBY menjadi Direktur Utama PT PLN. Dalam kesempatan itu, Dahlan pun bertutur soal penilaiannya bahwa PLN sudah tak mampu mencukupi energi di dalam negeri.

Dahlan lalu bercerita soal kondisi PLN yang terlilit utang dan beragam persoalan. Dia berkeinginan ada PLN baru di Indonesia dengan biomassa sebagai basis sumber energinya. "Teknologinya ada. Bagaimana menjalankannya? Sudah ada roadmap-nya," kata dia.

Masyarakat menengah

Di tengah ceritanya soal energi dan didikan SBY, Dahlan pun berpendapat bahwa pemerintah tak seharusnya selalu mengikuti keinginan masyarakat ekonomi kelas menengah. Jika keinginan kelompok tersebut yang mayoritas ada di kota besar dan Ibu Kota terus diikuti, menurut dia, maka hal itu akan berbahaya bagi masyarakat miskin, terutama di daerah.

Kereta rel listrik menjadi contoh yang disebutkan Dahlan. Bila kebutuhan tersebut dituruti seketika dengan proyek senilai triliunan rupiah, maka anggaran akan terlalu tersedot ke sana. "Bila lupa (pembangunan) daerah-daerah miskin di Timur sana," ujar dia.

Buku biografi Dahlan Iskan ditulis Budi Rahman Hakim dan Deden Ridwan, setebal 747 halaman. Jejak hidup Dahlan dari masa kecil yang kekurangan hingga langkahnya maju dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat untuk menuju "The Next One" menjadi alur cerita detail buku tersebut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com