Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Persen TPS Rawan

Kompas.com - 28/03/2014, 11:57 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten Operasi Kapolri Inspektur Jenderal Arif Wahyunadi mengungkapkan, ada 20 persen dari sekitar 546.000 tempat pemungutan suara yang masuk kategori rawan di seluruh Indonesia.

Kategori rawan itu bisa disebabkan oleh gangguan kejahatan atau aspek lain yang bisa mengganggu jalannya pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014.

Asisten Operasi (Asops) Kapolri yang berbicara dalam diskusi di Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), di Jakarta, Kamis (27/3), mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi sejak jauh hari dengan beragam persiapan.

”TPS yang aman bisa dijaga dua polisi untuk tiap empat atau lima TPS di sebuah lingkungan. Kalau sangat rawan, bisa dijaga dua polisi untuk tiap TPS. Ada aturan prosedur tetap yang sudah disiapkan. Bahkan, untuk kertas suara pun diawasi ketat,” kata Arif.

Lima daerah

Arif menjelaskan, dari 31 kepolisian daerah yang ada di Indonesia, ada lima daerah yang tergolong rawan dalam Pemilu 2014. Daerah yang mendapat perhatian khusus mencakup Aceh, Lampung, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua. Namun, wilayah sebaran TPS kategori rawan di Indonesia merata ada di semua daerah.

Untuk di wilayah hukum Polda Metro Jaya di Jakarta, personel Mabes Polri akan dikerahkan untuk membantu perkuatan pengamanan pemilu. Polri juga bisa menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kemungkinan kekerasan pasca pemilu legislatif dan pemilu presiden juga sudah diantisipasi Polri. Asops Kapolri memperkirakan dinamika pemilu legislatif akan lebih tinggi dibandingkan dengan dinamika pemilu presiden.

Komisioner Komnas HAM Natalius Pigay dalam kesempatan sama menjelaskan, pihaknya menilai daerah rawan mencakup pula Papua Barat, Papua, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Maluku Utara.

”Proses demokrasi ini harus dijaga,” kata Pigay.

Potensi konflik, menurut Pigay, tidak bisa diabaikan. Dia meyakini bisa saja pihak-pihak yang terbiasa menggunakan cara-cara kekerasan menggunakan tindakan anarkistis dalam menyikapi hasil Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014. (Ong)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com