Menurut Megawati, selama pemerintahan SBY, Indonesia justru mengalami kemunduran. "Sepuluh tahun setelah saya pada 2004 menyelesaikan tugas saya sebagai Presiden Republik Indonesia, sejak itu juga peran saya tergantikan. Sekarang hampir 10 tahun saya melihat bahwa hal yang seharusnya banyak dilakukan, justru tidak dilakukan dengan baik," kata Megawati di depan ribuan pendukungnya.
Oleh karena itu, menurutnya wajar jika sebagai Ketua Umum PDI-P, dia sering memberikan kritik keras kepada pemerintahan SBY.
"Itu karena program yang dilakukan memang sangat merugikan. Saudara mungkin bertanya apa saja yang membuat saya bisa sampai mengatakan ada hal-hal yang tidak dilakukan dengan baik," lanjut dia.
Megawati pun memberi contoh kebijakan impor pangan sebagai salah satu permasalahan yang muncul selama pemerintahan SBY berlangsung.
"Coba bayangkan, bahan pangan yang bisa diolah petani kita dengan sangat baik tapi justru banyak diimpor. Artinya didatangkan dari negara lain. Tidak bisakah kita?" tanya Megawati.
Dia pun memuji Bali yang menurutnya mempunyai pertanian sangat baik dan berhasil.
"Melihat Bali saja, ketika petaninya dengan susah payah mengusahakan padinya bisa menghasilkan bulir padi yang berisi dan menjadi makanan, tapi itu disia-siakan pemerintah. Saya jalan di Bali ini terkagum-kagum betapa indahnya sawah atau subak di Bali ini," pujinya.
Sang proklamator Soekarno juga, kata dia, pernah mengatakan bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya raya.
"Lalu ada sebuah keputusan yang dilatakan kalau kita selalu kekurangan beras impor dari luar. Saya tidak setuju karena Bung Karno sebagai proklamator mengatakan kalau Indonesia adalah negara yang kaya raya. Tapi mengapa sampai hari ini masih ada orang yang alami kemiskinan, kebodohan, harga diri rasa percaya diri yang rendah," ujarnya.
Megawati pun berjanji, jika PDI-P memenangi pemilu legislatif mendatang, partainya akan memperbaiki kondisi tersebut. Dengan begitu, tak ada lagi masyarakat kecil yang akan hidup dalam kesusahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.