Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gayus: Penerima Suvenir iPod Sebagian Besar Hakim MA

Kompas.com - 20/03/2014, 20:28 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Hakim Indonesia Cabang Mahkamah Agung Gayus Lumbuun mengatakan, sebagian besar penerima iPod dari resepsi pernikahan putri Sekretaris MA Nurhadi adalah hakim di lingkungan MA. Oleh karena itu, kata Gayus, IKAHI merasa perlu mengurusi penerimaan iPod ini.

"Penerima iPod sebagian besar adalah hakim-hakim di MA, hakim agung dan hakim-hakim yang ditugaskan di lingkungan MA," kata Gayus di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (20/3/2014) seusai berdiskusi dengan pimpinan KPK terkait penerimaan iPod dari resepsi pernikahan anak Nurhadi.

Gayus dan empat hakim lainnya diterima Wakil Ketua KPK Zulkarnain dan Direktur Gratifikasi KPK Giri Supradiono. Menurut Gayus, berdasarkan pertemuan dengan KPK, para hakim dan hakim agung di lingkungan MA yang menerima iPod akan melaporkan pemberian tersebut kepada KPK secara kolektif. Mengenai berapa orang hakim dan hakim agung yang menerima iPod tersebut, Gayus mengaku tidak tahu persis. Namun, dia memperkirakan jumlahnya puluhan orang.

"Kami akan membuat secara kolektif pelaporan dan dari hasil itu KPK akan memutuskan atau menentukan apakah ini iPod gratifikasi yang dilarang atau yang wajar," katanya.

Selebihnya, mengenai resepsi pernikahan anak Nurhadi dan mengenai harta kekayaan rekan kerjanya di MA tersebut, Gayus enggan berkomentar.

"Itu tidak menjadi perhatian dan kapasitas saya menjawab," ucapnya.

Kepada wartawan, Gayus juga menyampaikan bahwa hakim IKAHI menganggap pemberian iPod ini tidak termasuk gratifikasi yang dilarang karena nilainya di bawah Rp 500 ribu. Sebelumnya Gayus mengatakan kalau harga satu iPod yang dipesan secara langsung dari Amerika Serikat tersebut adalah Rp 480.000.

"Tapi kami menyerahkan kepada KPK untuk menilai, oleh karena itu yang kami urus adalah hakim-hakim yang menerima, jadi wartawan harus memahami kenapa IKAHI yang datang untuk menyelesaikan," kata Gayus. 

Sementara itu, Giri menyampaikan bahwa sejumlah penerima iPod dari resepsi anak Nurhadi telah melaporkan penerimaan tersebut kepada KPK. Menurut Giri, mereka yang menerima dan melaporkan iPod tersebut kepada KPK ada yang berasal dari MA, Ombudsman, Komisi Yudisial, dan Pemerintah Provinsi DKI.

"Jumlah yang mengembalikan lupa, ada dari Ombudsman, KY, Pemrov DKI, MA," kata Giri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com