Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Mana, Jokowi-Yusril atau Jokowi-JK?

Kompas.com - 16/03/2014, 18:52 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Setelah Joko Widodo alias Jokowi ditetapkan menjadi calon presiden oleh PDI Perjuangan, banyak partai politik mulai mencari perhatian agar kadernya "disunting" mengisi posisi calon wakil presiden.

Menurut pengamat politik di Malang, Prof DR Haryono, duet sosok Nasionalis-Islam merupakan pilihan tepat. Adapun, Jokowi yang  dinilai mewakili kaum nasionalis, dinilai Haryono pantas berduet dengan Yusril Ihza Mahendra, yang menjadi representasi kaum Islam.

"Jokowi yang berangkat dari PDIP, yang mewakili kaum nasionalis, menurut saya tepat jika duet dengan Pak Yusril. Rakyat Indonesia bagaimana sosok Yusril. Kemampuan tata negara dan hukum tata negaranya sangat memadai. Cukup tepat jika diduetkan dengan Jokowi," katanya, Minggu (16/3/2014) malam.

Haryono juga menilai, sosok yang layak mewakili Islam, duet dengan Jokowi selain Yusril ada Jusuf Kalla.

"Sayangnya Jusuf Kalla tak punya partai yang akan mengusungnya. Namun, semua itu ada di tangan PDIP dan partai-partai Islam. Jika partai Islam siap, sosok Yusril atau JK cukup ideal dampingi Jokowi," kata Haryono.

Di PPP, PKB dan PKS sekalipun, secara rasional, kualitas dan kemampuannya tak ada yang di atas Yusril. "Kader dari PKB, PPP dan PKS belum ada yang layak. Mahfud MD masih layak duet dengan Jokowi. Suryadharma Ali (PPP) menurut saya belum layak," katanya.

"Saat ini rakyat lebih banyak melihat sosok figur, bukan partai. Wajar jika figur Jokowi, saat ini popularitasnya mampu mengalahkan sosok Megawati," ungkapnya. 

Sementara itu, menurut Mucktar Muhammad, Ketua Laskar Jokowi Indonesia, Jokowi-Yusril adalah dua figur akan mempu membawa Indonesia hebat. "Sesuai kebutuhan Indonesia, sosok Jokowi sangat tepat, sebagai anak ideologi Soekarno," katanya.

Sosok Yusril katanya, karena Indonesia membutuhkan sosok yang mengerti dan mampu soal bagaimana meluruskan konstitusi Negara sesuai dengan cita cita Proklamasi. "Mampu memaknaik Pancasila 1 Juni 1945, UUD 1945 dan Trisakti Bung Karno. Jika duet itu terpilih, Indonesia akan jadi negara yang disegani di dunia," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com