Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Jangan Pernah Meremehkan Megawati

Kompas.com - 15/03/2014, 07:54 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai penunjukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan merupakan gambaran kenegarawanan seorang Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI Perjuangan. Menurut dia, selama ini banyak penilaian keliru tertuju kepada Megawati.

Padahal, kata Basuki, banyak yang menduga Megawati masih berambisi maju sebagai calon presiden dan Jokowi hanya akan dijadikan wakilnya. Dia pun membandingkan situasi penunjukan Jokowi sebagai capres PDI-P dengan beberapa kejadian sebelumnya.

Basuki membuka penuturan dengan bercerita situasi menjelang Pemilu Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Saat itu, kata dia, beberapa elite partai berlambang banteng moncong putih tersebut tidak setuju dengan opsi memasangkan Jokowi dengan dirinya.

Di internal PDI-P, ujar Basuki, lebih banyak dukungan memasangkan Jokowi dengan aktor senior Deddy Mizwar yang kini menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat. "Dari segi agama, Betawi, dan aktor. Tapi, Ibu Megawati mengatakan jika ia sedang menjual rekam jejak," kata Basuki di Balaikota, Jumat (14/3/2014).

Menurut Basuki, saat itu Megawati mengatakan, Deddy Mizwar belum punya pengalaman menjadi kepala daerah. "Maka, Jokowi harus dipasangkan dengan Ahok. Kalau soal China (dan) Kristen, kita ini NKRI, bhinneka tunggal ika. PDI-P adalah rumah besar kaum nasionalis," kata Basuki menirukan pernyataan Megawati.

Setelah itu, Basuki mengingat situasi pada saat Ketua MPR yang juga suami Megawati, Taufiq Kiemas, wafat pada Juni 2013. Saat itu, kata dia, banyak yang menilai Megawati akan menunjuk salah satu anggota keluarganya untuk menggantikan posisi Taufik. "Tapi beliau memilih Pak Sidarto Danusubroto (sebagai pengganti Taufiq)," ujar Basuki.

Karena itu, Basuki menyayangkan anggapan sebagian kalangan yang sering menganggap remeh anak kedua dari proklamator tersebut. Megawati, ujar Basuki, adalah anak Soekarno yang paling mewarisi pemikiran sang proklamator. "Beliau punya jiwa negarawan yang sayangnya banyak yang suka meremehkan beliau," tutur dia.

Basuki mengecam banyak kalangan yang hanya menganggap Megawati sekadar ibu rumah tangga. "Saya kira tidak. Kalau ada yang mengatakan Pak Jokowi terlalu nurut dengan beliau, itu karena Bu Mega adalah anak ideologis Bung Karno," kata dia.

Bung Karno, imbuh Basuki, memang punya banyak anak. "Tapi bukan anak ideologis. Dan Pak Jokowi melihat ideologi Bung Karno benar-benar ada di dalam diri Ibu Mega," ujar dia. "Kalau Bu Megawati tidak sesuai dengan paham marhaennya Bung Karno, tentu Pak Jokowi tidak akan mau menurutinya."

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Jumat siang, mengatakan telah mendapat mandat menjadi calon presiden dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan dia menyatakan siap. Pernyataan itu dia sampaikan di sela kunjungannya ke Rumah Si Pitung di Marunda, Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com