Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario Konvensi Berubah jika Demokrat Gagal Penuhi Target Suara

Kompas.com - 12/03/2014, 13:58 WIB
Indra Akuntono

Penulis


AMBON, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membicarakan pemenang Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat bersama seluruh kandidat dalam konvensi itu. Hal ini akan terjadi jika perolehan suara Demokrat dalam Pemilu Legislatif 2014 berada di bawah target semula.

Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat, Irman Gusman, mengatakan di sela-sela acara debat kandidat di Bogor pada awal Maret lalu, SBY melakukan pertemuan internal bersama seluruh kandidat konvensi. Dalam pertemuan itu, dibahas mengenai kemungkinan pemenang konvensi menjadi calon wakil presiden dan berkoalisi dengan partai lain.

"Kalau (target perolehan suara) enggak tercapai, kan bisa saja jadi cawapres. Nah, pada saat itu kan tergantung siapa trufnya, itu yang akan dibicarakan bersama kandidat," kata Irman di Ambon, Rabu (12/3/2014).

Sesuai Undang-Undang Pemilu Presiden, sebuah partai harus memperoleh suara minimal sebanyak 20 persen untuk dapat mengusung calon presiden. Demokrat mematok target 15 persen suara. Berdasarkan survei internal, posisinya kini telah ada berada di urutan ketiga di angka 10 persen.

Irman tidak khawatir dengan kemungkinan adanya perubahan skenario tersebut. Ia menilai penyelenggaraan konvensi sangat baik dan terbuka sehingga tak ada alasan untuk mengkhawatirkannya. "Pak SBY bilang enggak ada yang difavoritkan, semua sama. Kalau ada favorit, ngapain bikin konvensi. Semuanya terbuka dan survei hanya salah satu indikator," ujarnya.

Partai Demokrat menyelenggarakan konvensi untuk menjaring bakal calon presiden yang akan diusung pada Pemilihan Presiden 2014. Selain itu, konvensi juga diharapkan dapat menarik perhatian publik dan mengembalikan citra Demokrat yang terpuruk setelah sejumlah kadernya terseret kasus korupsi.

Juru bicara DPP Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengatakan bahwa pemenang konvensi tidak hanya ditentukan berdasarkan hasil survei yang tinggi. Akan tetapi, ada pertimbangan mengenai rekam jejak dan kepastian semua kandidat tak memiliki catatan buruk pada masa lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Tutup Peluang Cawagub dari Nasdem atau PDI-P?

Nasional
Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Sudahi Manual, Waktunya Rekapitulasi Pemilu Elektronik

Nasional
Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi 'Online'

Menko PMK Minta Warga Waspadai Penyalahgunaan Rekening untuk Judi "Online"

Nasional
Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

Nasional
Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

Nasional
Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

Nasional
Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

Nasional
Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

Nasional
Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

Nasional
Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

Nasional
Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

Nasional
Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

Nasional
PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

Nasional
4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

[POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com