MAKASSAR, KOMPAS.com - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo berharap Indonesia tidak lagi kehilangan pulau dalam sengketa tapal batas wilayah dengan negara tetangga. Menurut Pramono, pemerataan pembangunan menjadi kunci agar Indonesia tidak kembali kehilangan pulau terluarnya.
Hal itu disampaikan Pramono saat diminta tanggapan tentang kemungkinan terulangnya sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan, yang kini masuk ke wilayah Malaysia. Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat itu mengatakan, salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah pertahanan dan keamanan wilayah perbatasan Indonesia, termasuk tapal batas negara.
Pramono mengakui bahwa saat ini masih ada kesenjangan dalam hal pembangunan di Indonesia. Ia mencontohkan, saat masih aktif sebagai anggota TNI, ia kerap bertugas di sejumlah pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Masyarakat yang tinggal di sana kerap mengalami kesulitan untuk mengakses listrik.
Ia menilai undang-undang mineral dan batu bara (minerba) yang disahkan beberapa waktu lalu telah mampu menjawab salah satu persoalan pembangun di daerah. Menurut Pramono, setiap perusahaan pertambangan kini diwajibkan untuk memiliki pabrik pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter di Indonesia. Dengan demikian, perusahaan tambang akan masuk ke daerah-daerah untuk membangun smelter.
Selain itu, kata Pramono, hal tersebut berpotensi menarik investor untuk menanamkan modalnya di daerah. Dengan demikian, akan banyak tenaga kerja lokal yang ditarik untuk bekerja di perusahaan itu. "Tetapi, saya juga berharap agar masyarakat juga memberikan kemudahan untuk membangun pabrik, untuk membangun jalan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.