Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril: Jika Capres Cuma Mega dan Ical, Indonesia Akan Kesulitan

Kompas.com - 27/02/2014, 14:40 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Bakal calon presiden Konvensi Rakyat, Yusril Ihza Mahendra, kembali menyayangkan sistem pengusungan presiden-wakil presiden di Indonesia yang harus melalui partai politik dengan syarat ambang batas. Dengan sistem seperti itu, Yusril memprediksi hanya akan ada dua calon presiden yang maju pada Pilpres 2014, yakni Megawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indoneia Perjuangan (PDI-P) dan Aburizal Bakrie alias Ical dari Partai Golongan Karya (Golkar).

"Jadi, cuma dua calon dari dua partai. Demokrat juga saya pikir akan bergabung ke salah satu partai itu," kata Yusril saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/2/2014) siang.

Yusril meragukan kemampuan dua calon presiden tersebut. Dia bahkan mengaku sudah membicarakan kekhawatirannya itu dengan bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto

"Pak Prabowo juga khawatir. Ical dan Mega saya pribadi, mohon maaf, kalau hanya dua ini saja, sukar di Indonesia ada perubahan dan kita akan kesulitan untuk menjawab tantangan setidaknya dalam 5 tahun ke depan," kata Yusril.

Oleh karena itu, Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang itu menyayangkan sikap Mahkamah Konstitusi (MK) yang tidak segera memutuskan permohonan uji materi UU Pilpres yang diajukannya.

"Dengan sistem pileg dan pilpres seperti ini, kami sudah melakukan upaya, termasuk juga rekan lain Effendi melakukan perlawanan sah ke MK. Dan putusannya kita tahu menggantung. Beberapa di antaranya bertentangan dengan UUD 1945, tapi pelaksanaannya baru 2019," ujar pakar hukum tata negara itu.

"Saya sendiri sudah mengajukan permohonan. Permohonan sampai saat ini sudah dua kali sidang, namun mendadak stuck, tidak keluar lagi jadwal sidangnya sampai sekarang. Sementara kampanye 16 Maret bulan depan sudah mulai. Kalau Februari itu diputus, masih mungkin (diterapkan pada Pilpres 2014). Tapi, kalau baru sidang ketiga bulan Maret, rasanya tidak mungkin," lanjut Yusril.

Seperti diberitakan, pasca-putusan MK terkait uji materi UU Pilpres, syarat ambang batas pengusungan capres-cawapres pada Pilpres 2014 tetap sama, yakni 20 persen perolehan kursi DPR atau 25 persen perolehan suara sah nasional. Jika tidak bisa memenuhi syarat tersebut, parpol mesti berkoalisi. Skenario pencapresan bisa saja berubah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com