Dalam persidangan, Didi menyatakan pernah diminta Sekretaris Jenderal ESDM saat itu, Waryono Karno, agar menyiapkan dana untuk pimpinan hingga semua anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
"Begini, yang menuding dia (Didi), ngapain nambah-nambah kerjaan? Sekarang dituding, panggil Didi, kalau benar (alirkan uang) ke Komisi VII, tunjuk hidungnya, jangan asal bunyi," kata Johny, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (26/2/2014).
Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu berkali-kali membantah telah menerima uang dari SKK Migas. Ia juga menilai Didi hanya asal menuduh ketika mengatakan bahwa semua pimpinan dan anggota Komisi VII ikut menikmati aliran dana dari SKK Migas.
"Tidak. Tidak. Panggil Didinya, siapa yang dikasih? Kalau tidak ada kan selesai," tandasnya.
Seperti diberitakan, Didi mengaku pernah diminta Sekretaris Jenderal ESDM saat itu, Waryono Karno, agar menyiapkan dana untuk pimpinan hingga semua anggota Komisi VII DPR. Menurut Didi, uang itu berasal dari seseorang bernama Hardiyono dari SKK Migas.
Didi melanjutkan, jumlah uang yang diberikan sekitar 140.000 dollar AS untuk empat pimpinan Komisi VII, 43 anggota Komisi VII, sekretariat Komisi VII, dan sisanya untuk perjalanan dinas Komisi VII. Didi menyampaikan informasi tersebut saat bersaksi untuk terdakwa mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.