Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Sekjen ESDM Bantah Perintah Suap Komisi VII DPR

Kompas.com - 25/02/2014, 18:57 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Waryono Karno membantah pernah memerintahkan Kepala Biro Keuangan Kementerian ESDM saat itu, Didi Dwi Sutrisno, agar menyediakan uang untuk pimpinan hingga anggota Komisi VII DPR RI.

Hal itu dikatakan Waryono ketika bersaksi dalam sidang kasus dugaan suap di lingkungan SKK Migas dengan terdakwa mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini. "Tidak pernah. Tidak benar itu, karena tidak terkait dengan tupoksi," ujar Waryono di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (25/2/2014).

Waryono terus dicecar hakim dan jaksa mengenai pemberian uang untuk Komisi VII yang merupakan rekan kerja ESDM maupun SKK Migas. Jaksa kemudian menanyakan apakah Waryono pernah memanggil Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kementerian ESDM Ego Syahrial untuk membantu Didi menyiapkan dana tersebut.

"Tidak. Saya sudah disumpah," jawab Waryono Waryono juga membantah pernah menerima uang dari Rudi sebesar 150.000 dollar AS.

Ia pun berulang kali menegaskan bahwa telah berkata jujur. "Saya hari ini sudah disumpah. Saya katakan yang jujur. Saya nyatakan tidak pernah terima berupa sesuatu dari Pak Rudi," ujarnya.

Kesaksian Waryono ini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Didi di persidangan. Sebelumnya, Didi mengaku pernah diperintah Waryono untuk menyiapkan dana yang akan diberikan pada Komisi VII DPR. Menurut Didi, saat itu Waryono memanggil Ego untuk membantunya.

Waryono, lanjut Didi, juga memintanya menelepon Hardiyono dari SKK Migas yang akan menyediakan uang tersebut. Setelah itu, akhirnya Hardiyono mengantarkan uang ke Didi. Uang itu menurut Didi sekitar 140.000 dollar AS. Kemudian Didi memasukkan uang itu ke beberapa amplop. Amplop itu telah dituliskan "P" dengan maksud untuk pimpinan Komisi VII, "A" untuk anggota, dan "S" untuk Sekretariat.

Untuk pimpinan, menurut Didi, diberikan sebesar 7.500 dollar AS, sedangkan 43 anggota dan sekretariat masing-masing mendapat 2.500 dollar AS. Didi kemudian mengaku menyerahkan uang itu kepada Staf Khusus Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana bernama Irianto. Dalam persidangan, Sutan juga membantah menerima uang tersebut melalui Irianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com