Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Politik Pro-rakyat Masih Harus Dikritisi

Kompas.com - 25/02/2014, 15:55 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil penelitian yang dilakukan Power Welfare and Democracy (PWD) Universitas Gadjah Mada dan University of Oslo mengungkapkan, perpolitikan di Indonesia mulai mengarah pada munculnya kampanye pro-rakyat (populisme). Para elite politik berusaha memperluas basis dukungan melalui program-program pro-rakyat.

Di sinilah, hubungan demokrasi dan kesejahteraan mulai terbangun. Namun, hubungan kedua hal tersebut masih harus dikritisi. Peneliti UGM, Amalinda Savirani, menuturkan bahwa para elite mulai menerapkan gerakan populisme untuk membuat koneksi langsung antara pemimpin dan yang dipimpin.

Kebijakan yang ditawarkan pun "apa yang disukai rakyat". Hal ini dianggap menyederhanakan masalah kebijakan. "Kecenderungan di Indonesia, populisme bukan dalam makna yang ideologis, yaitu menginjeksi kedaulatan rakyat dalam proses pengambilan kebijakan. Dalam hal ini, memang demokrasi dan kesejahteraan sudah tersambung, tapi bentuknya seperti apa masih perlu dikritisi," ujar Amalinda dalam diskusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (25/2/2014).

Amalinda pun mengakui bentuk strategi populisme ini masih memberikan kelas yang berbeda antara penguasa bersama kroni dengan rakyatnya.

Sementara itu, profesor bidang Ilmu Politik dan Penelitian Pembangunan dari University of Oslo, Olle Tornquist, menambahkan, bentuk hubungan seperti itu sebenarnya tidak lagi diminati masyarakat. "Saat ini masyarakat punya informasi yang lebih baik. Sangat sulit membayar suara mereka melalui sistem klien dan patron seperti ini yang kemudian disebut sebagai populisme," kata Olle.

Sistem seperti ini, sebut Olle, telah menciptakan stagnansi demokrasi di Indonesia. Kebijakan diambil secara top-down tanpa melibatkan masyarakat yang paling terkena dampaknya. Padahal, kebijakan yang diambil disebut pro-rakyat. Salah satu yang dia soroti adalah soal tuntutan kesejahteraan buruh. Dia berharap agar ada pelibatan kelompok masyarakat kecil ini dalam proses pengambilan kebijakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com