Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenhuk dan HAM: Demokrasi Jadikan Penegakan Hukum Lebih Baik

Kompas.com - 18/02/2014, 11:35 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenhuk dan HAM) Denny Indrayana menilai sistem demokrasi adalah kunci untuk menjadikan penegakan hukum lebih baik. Dibanding era otoriter di jaman Soeharto dulu, menurutnya penegakan hukum di Indonesia sudah mengalami perubahan positif.

"Kalau dari sisi politik dan hukum itu sederhana saja sebenarnya, penegakan hukum yang adil muncul dari suatu negara yang demokratis. Makin demokratis suatu negara, penegakan hukumnya akan semakin adil. Makin otoriter, tertutup kepada publik dan pers, maka penegakan hukum makin tidak adil," kata Denny dalam diskusi bertajuk "'Nasib Penegakan Hukum di Tahun Politik" di Jakarta, Selasa (18/2/2014) siang.

Dari sisi penyelenggaraan pemilu saja misalnya, Denny menilai, penyelenggaraan pemilu saat ini jauh lebih baik dibanding era orde baru dulu. Meskipun masih banyak memiliki kekurangan, namun pemilu saat ini menurutnya sudah cukup maksimal.

"Apakah pemilu sebelum tahun 1998 lebih baik dari pemilu saat ini. Waktu itu memang tidak ada masalah-masalah seperti sekarang, tapi bisakah kita menebak pemenang sekarang siapa? Dulu katanya sebelum pergi ke TPS sudah ketahuan pemenangnya. Sekarang siapa yang menang 2014? Kata survei, kalau bukan Golkar, PDI-P, kita enggak bisa memastikan," jelasnya.

Kebebasan pers dan kebebasan berpendapat, menurut dia, juga jauh lebih lebih baik. Media dan Lembaga Swadaya Masyarakat bisa mengawal proses penegakan hukum yang terjadi. Akibatnya, lembaga penegak hukum bisa terawasi dan tidak membuat putusan yang semena-mena.

"Kalau dulu kita ngomong seperti ini, mengkritik presiden tidak bisa. Sekarang kita bebas," ujarnya.

Penegakan korupsi juga, menurutnya jauh lebih baik di era demokrasi. Jika banyak penyelenggara negara mulai dari lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif tertangkap melakukan korupsi, Denny menilai, hal tersebut justru menandakan pemberantasan korupsi membaik.

"Pertanyaannya, apaklah dulu enggak ada yang korup? Atau enggak ada yang korup karena enggak ketahuan? Karena belum ada PPATK dan KPK?" jelas Denny.

Apakah dulu keluarga lingkaran presiden enggak ada yang korupsi? Sekarang, keluarga presiden korupsi bisa ditangkap. Karena penegakan hukum lebih efektif," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Jelaskan Alasan Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Hulu Rokan Riau

Jokowi Jelaskan Alasan Gelar Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Hulu Rokan Riau

Nasional
Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT Dimulai Tanpa Megawati

Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT Dimulai Tanpa Megawati

Nasional
Ganjar-Mahfud Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Ganjar-Mahfud Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende NTT

Nasional
Pakai Baju Adat, Jokowi Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Riau

Pakai Baju Adat, Jokowi Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila 2024 di Riau

Nasional
Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Nasional
24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

Nasional
139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

Nasional
22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

Nasional
Pancasila Vs Ideologi 'Ngedan'

Pancasila Vs Ideologi "Ngedan"

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

Nasional
MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

Nasional
Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Nasional
Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada 'Plot Twist'

Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada "Plot Twist"

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com