Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Kalah Tegas Dibanding Dewan Pers, KPI Berkilah Terbentur Batasan UU

Kompas.com - 18/02/2014, 05:41 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Idy Muzayyad mengklaim saat ini pihaknya KPI sudah cukup tegas dan selalu memberikan sanksi kepada televisi yang melanggar peraturan kampanye. Hanya saja, sanksi yang diberikan, menurut dia terbentur batasan Undang-Undang.

“Kemarin ada sinetron tukang bubur naik haji. Sinetron itu menghadirkan pasangan presiden dan wakil presiden. Dialognya kebangsaan. Kami langsung memberikan sanksi kepada RCTI yang menayangkan itu karena merupakan bagian dari kampanye,” kata Idy memberikan contoh, dalam diskusi bertajuk "Netralitas Aparat dan Media pada Pemilu 2014" di Jakarta, Senin (17/2/2014) malam.

Sebelumnya, narasumber lain dalam diskusi yang sama, Tjipta Lesmana, menilai ketegasan KPI kalah dibandingkan lembaga yang bertugas mengawasi media cetak, Dewan Pers. Padahal, menurut Tjipta, efek media televisi jauh lebih besar dibandingkan media cetak.

“Kalau dewan pers dikatakan lebih tegas dibanding kita, saya rasa tidak seperti itu juga,” tepis Idy. Namun, dia tak menampik bahwa sanksi yang dijatuhkan untuk RCTI baru berupa teguran. Idy beralasan, televisi dari grup MNC milik calon wakil presiden dari Partai Hanura, Hary Tanoe Soedibjo, itu baru satu kali melakukan pelanggaran.

“Sanksi tidak bisa keluar dari Undang-Undang. Undang-Undang mengatur, pertama diberikan teguran. Seterusnya baru ada pemotongan durasi dan sebagainya,” kilah Idy. Karenanya, imbuh dia, sanksi yang dijatuhkan pada RCTI sudah sesuai proporsi bila merujuk pada UU tersebut. “Kalau kita ingin sanksi yang berat, ubah undang-undangnya. Kami tidak bisa kalau pakai Undang-undang yang sekarang,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com