Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Baru TNI "Golden Eagle" Mampu Semburkan 2.000 Peluru Per Menit

Kompas.com - 13/02/2014, 16:19 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah mendatangkan 16 pesawat tempur ringan bermesin jet, T 50i Golden Eagle, untuk memperkuat TNI Angkatan Udara. Pesawat latih supersonik buatan Korea Selatan-Amerika tersebut akan menggantikan pesawat latih Hawk MK 53 yang sudah memperkuat Skuadron Udara 15 Pangkalan Udara Iswahjudi sejak 1980-an tersebut. Lantas, apa saja kelebihan Golden Eagle T 50i?

Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto, Golden Eagle ditenagai mesin General Electric F404-GE-102 yang mampu menghasilkan daya dorong 17.700 pounds dengan after burner dan 11.000 pounds dengan tenaga Mil Power. Bila dibutuhkan, katanya, maka kecepatan maksimal pesawat bisa mencapai 1,5 Mach atau 1,5 kali kecepatan suara (1.600 km/jam).

"Dalam konfigurasi lengkap pada bobot maksimal 27.322 pounds (14 ton), pesawat ini mampu dengan mudah menanjak hingga ketinggian maksimal 55.000 kaki (16,76 km) dari permukaan," kata Hadi di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (13/2/2014).

Jika dilihat sekilas, maka tampilan T 50i mirip dengan pesawat F-16. Bedanya, dua lubang masuk jet Golden Eagle T 50i berada di bawah sayap, bukan terletak di perut seperti F-16.

"Mirip dengan F-16, sama-sama memiliki bubble canopy, wing, dan fuselage yang saling menyatu, serta kemiripan lain sehingga sering disebut 'Baby Falcon'," tutur Hadi.

Dia mengatakan, sebagai pesawat tempur, T 50i memiliki kelincahan, kepraktisan, dan kemampuan persenjataan untuk digunakan dalam misi multirole. Pesawat yang dikembangkan Korean Aerospace Industries (KAI) ini, katanya, sanggup bertempur di udara dan cukup mematikan untuk sasaran bawah.

"Total kapasitas angkut persenjataan sekitar 5 ton," tambahnya.

Selain itu, Golden Eagle T 50i sudah dilengkapi dengan persenjataan untuk berbagai misi. Pesawat ini dilengkapi kanon gatling internal tiga laras General Dynamics 20 mm yang mampu menyemburkan 2.000 peluru per menit.

Kanon ini, kata Hadi, ditempatkan di sisi kiri kokpit, tepat di leading edge extension pesawat. "Lima external station pada bagian under fuselage, dan under wing, serta dua missile launcher rail pada wing tip untuk membawa semua jenis bom, rudal, ataupun roket," ujarnya.

Dari 16 Golden Eagle yang didatangkan, tambah Hadi, delapan di antaranya berwarna biru dan kuning, khas tim aerobik legendaris TNI AU, Elang Biru. Adapun delapan unit lainnya berwarna kamuflase hijau sehingga bisa digunakan untuk misi tempur.

Golden Eagle T 50i memiliki panjang 43 kaki (13,106 meter) serta lebar sayap 31 kaki (9,448 meter), dan tinggi 16 kaki (4,87 meter). Rencananya, T 50i akan dilengkapi radar udara sehingga mampu mengubah misi, dari jet latih, langsung menjadi misi semua operasi, yakni menyerang dari udara ke udara, atau dari udara ke darat, baik siang maupun malam hari, dalam segala kondisi cuaca.

Hari ini, 16 Golden Eagle resmi diserahkan secara simbolis oleh KAI kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Nilai kontrak yang ditandatangani pemerintah dengan KAI untuk 16 pesawat ini sebesar 400 juta dollar AS.

Selanjutnya, ke-16 pesawat tempur tersebut diserahkan secara simbolis oleh Purnomo kepada Aslog Panglima TNI untuk kemudian diserahkan kepada Aslog Kasau untuk dioperasionalkan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hadir dalam acara serah terima ini. Seusai upacara serah terima, Presiden tampak meninjau langsung kondisi 16 pesawat tempur itu. Presiden juga menyaksikan demonstrasi empat pesawat tempur Golden Eagle tersebut.

Empat Golden Eagle tampak melakukan sejumlah manuver dengan formasi segitiga. Dalam penerbangan di atas langit Lanud Halim, empat pesawat itu dikawal oleh dua pesawat tempur Sukhoi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com