Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas: Polri Jangan Gali Lubang Tutup Lubang Amankan Pemilu

Kompas.com - 03/02/2014, 16:47 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyayangkan langkah Polri yang akan menambal kekurangan biaya pengamanan Pemilu 2014. Menurut Kompolnas, pemerintah pusat yang seharusnya menambah kekurangan anggaran tersebut.

Hal itu dikatakan anggota Kompolnas Adrianus Meliala di Sekretariat Kompolnas, Jakarta, Senin (3/2/2014).

Menurut Adrianus, jika menggunakan anggaran Polri untuk pengamanan rangkaian Pemilu 2014, maka sama saja Polri gali lubang dan tutup lubang anggaran.

"Tambahan anggaran baru, dari fresh money lah, bukan dari anggaran Polri yang ada. Anggaran yang sekarang ini kurang kok," kata Adrianus.

Adrianus mengatakan, dari Rp 45 triliun DIPA anggaran Polri 2014, sebesar 75 persen di antaranya digunakan untuk belanja modal dan belanja barang Polri. Jumlah tersebut dinilai tidak dapat menutupi seluruh kebutuhan Polri untuk satu tahun.

"Belanja modal saja hanya cukup untuk sampai bulan Juni, belanja barang hanya cukup untuk membangun sepertiga kekuatan. Sekarang dikurangi lagi untuk pemilu, itu namanya gali lubang tutup lubang," katanya.

Adrianus menambahkan, Polri tak bisa menutup anggaran pemilu dengan memotong anggaran gaji pegawainya. Jika hal itu sampai dilakukan, tentu akan mendapat penolakan dari seluruh anggotanya.

"Kan enggak mungkin diambil dari anggaran belanja pegawai, bisa ngamuk-ngamuk. Yang diambil tentunya dari anggaran belanja barang dan modal, dari operasional dan infrastruktur," ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 1 triliun untuk pengamanan pemilu yang berasal dari anggaran BA 999 yang dimasukkan menjadi DIPA Polri Anggaran 060 Polri. Meski demikian, anggaran tersebut masih kurang karena Polri memerlukan dana pengamanan pemilu paling sedikit sebesar Rp 1,6 triliun.

Beberapa waktu lalu, Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengatakan, revisi pada DIPA anggaran Polri 2014 akan dilakukan dengan memangkas sejumlah program yang tak terlalu mendesak. Kekurangan dana sebesar Rp 600 miliar akan diambil dari revisi anggaran tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com