Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul PDI-P Pro Jokowi, Hasto Bantah Ada Perpecahan

Kompas.com - 03/02/2014, 07:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kader PDI Perjuangan mendirikan PDI Perjuangan Pro Jokowi (ProJo). Mereka menyatakan dukungannya agar PDI-P mengusung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden. Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto membantah ada faksi di partainya dengan adanya ProJo.

"Apakah PDI-P terpecah? Tidak sama sekali. PDI Perjuangan memiliki kesadaran penuh bahwa menjadi capres dan cawapres harus melalui pertimbangan yang matang," ujarnya, saat dihubungi wartawan, Minggu (2/2/2014).

Hasto mengatakan, mekanisme kepartaian mengenai pencapresan sangat jelas. Menurutnya, seluruh kader sangat memahami mekanisme dan disiplin partai yang berlaku. Lebih lanjut, kata Hasto, dalam penentuan calon presiden tidak bisa hanya mempertimbangkan aspek popularitas.

"Kami sungguh belajar terhadap kepemimpinan Presiden SBY yang pada awalnya survei popularitas sangat tinggi, namun tidak mampu menyelesaikan masalah bangsa ini. Bahkan kondisi perekonomian makin parah, banjir impor pangan dimana-mana dan negara hadir (seolah) tanpa pemimpin," kata Hasto.

Menurutnya, konfigurasi kepemimpinan nasional harus dilakukan oleh tokoh-tokoh yang benar-benar memiliki kemampuan manajerial pemerintahan, dan punya agenda konkret di dalam mengatasi impor pangan dan  menciptakan kehidupan yang layak dengan cara menciptakan pekerjaan dan pemberantasan kemiskinan.

"Karena itulah capres dan cawapres bukan persoalan popularitas semata, namun bagaimana yang dicalonkan benar-benar hadir sebagai seorang pemimpin yang memahami realitas politik dan tantangan Indonesia yang tidak ringan," katanya.

Pro Jokowi hormati keputusan Mega

Koordinator Nasional PDI Perjuangan Pro Jokowi (ProJo), Budi Arie Setiadi mengatakan, meski mendukung Jokowi sebagai capres, ProJo tetap menghormati sepenuhnya hak Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum untuk menentukan calon presiden yang akan diusung partai.

Mereka meyakini bahwa Megawati akan memutuskan menunjuk Joko Widodo sebagai capres dari PDI Perjuangan.

"Kami sangat menghormati bahwa hak menentukan capres di PDIP adalah hak Ibu Megawati sebagai amanat kongres, sehingga kami tidak mempersoalkan hak itu. Kami hanya mengingatkan bahwa begitu banyak harapan rakyat pada Jokowi," ujar Budi, di Jakarta, Minggu (2/2/2014).

Budi mengatakan, pihaknya tidak meragukan kapasitas Megawati sebagai seorang politisi yang berpengalaman. Oleh karena itu, ia meyakini Mega tidak akan mengambil keputusan yang bertentangan dengan keinginan masyarakat dan justru merugikan partai.

"Ibu Mega itu politisi tulen, seorang negarawan, sudah makan asam garam, beliau tahu jokowi didukung oleh rakyat," katanya.

PDI-P ProJo dideklarasikan pada 21 Desember 2013. Organisasi ini diisi oleh para aktivis partai, kader, dan simpatisan partai, serta puluhan paguyuban warga daerah-daerah yang berdomisili di DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

Nasional
PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

Nasional
Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Nasional
“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com