“Risk awareness, kesadaran akan risiko yang sangat kurang. Mereka tinggal di sungai, sudah tahu risiko banjir. Lalu di Kebumen gempa, itu kan memang sudah puluhan tahun kita dikasih tahu itu tempat lempengan, kenapa tetap saja kaget?” ujar Anies, saat berkunjung ke Redaksi Kompas.com, Rabu (29/1/2014).
Anies menilai, penanganan bencanana saat ini lebih mengedepankan pengelolaan pasca bencana. Padahal, dengan kondisi alam di Indonesia, upaya pencegahan bisa dilakukan.
“Untuk penanganan banjir, memang perlu penanganan yang masif dan melibatkan banyak komponen,” kata Rektor Universitas Paramadina itu.
Sementara itu, untuk kawasan rawan gempa, Anies mengusulkan agar konstruksi bangunan kembali ke bambu.
“Gempa itu tidak membunuh. Yang membunuh bangunannya. Kenapa kita enggak kembali ke bambu? Panennya cepat, dan mampu bertahan saat gempa terjadi,” ucap Anies.
Seperti diketahui, Indonesia kini tengah dirundung bencana. Bencana banjir terjadi di berbagai kota mulai dari Jakarta, Subang, Pati, Bekasi, dan Manado. Selain itu, peningkatan aktivitas erupsi Gunung Sinabung, Sumatera Utara yang terjadi sejak akhir 2013 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.