Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Gerindra: Biaya Kampanye Minimal Rp 6 Miliar

Kompas.com - 26/01/2014, 17:48 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Calon anggota legislatif dari Partai Gerindra, Aryo Djojohadikusumo, menegaskan, demokrasi yang dianut di Indonesia merupakan demokrasi yang mahal. Tak sedikit caleg yang harus mengeluarkan uang miliaran rupiah agar dapat terpilih sebagai anggota Dewan.

"Di dunia ini tidak ada demokrasi yang murah. Saya akan terbuka kepada kalian semua, biaya kampanye yang saya keluarkan minimal Rp 6 miliar," kata Aryo di sela-sela acara diskusi di Jakarta, Minggu (26/1/2014).

Anggaran tersebut, kata Aryo, digunakan untuk memperoleh dukungan minimal 210.000 suara dari daerah konstituennya, yaitu Daerah Pemilihan DKI Jakarta III. Ia menambahkan, setidaknya diperlukan 210.000 kaus, topi, kartu nama, dan stiker sebagai media sosialisasi visi dan misinya.

"Kebetulan saya punya kenalan, karena pesannya banyak, jadi bisa dapat diskon untuk hemat," katanya.

Di samping itu, ia mengaku memiliki tim khusus yang bertugas untuk menyosialisasikan visi dan misinya. Tim khusus tersebut diisi oleh 150 orang dari berbagai kalangan baik yang bekerja di sekitarnya secara langsung maupun yang terjun di lapangan. Tim tersebut telah bekerja sejak tahap awal Pemilu 2014 dilaksanakan.

"Setiap bulan untuk menggaji mereka diperlukan minimal Rp 100 juta. Itu saja tidak semuanya digaji," katanya.

Selain anggaran untuk sosialisasi, ia menambahkan, setiap hari ia harus mengeluarkan uang Rp 5 juta untuk biaya operasional delapan mobil ambulans miliknya. Mobil tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan layanan ambulans gratis bagi masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com