Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surya Paloh Sindir Partai yang "Jualan" Ketumnya

Kompas.com - 25/01/2014, 22:11 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh menyindir sejumlah partai politik yang kerap "menjual" potret ketua umumnya untuk menarik simpatik publik. Padahal, menurut Paloh, partai adalah sebuah institusi dan alat perjuangan yang posisinya jauh lebih tinggi dari ketua umumnya.

"Kita ingin menekankan pada partai sebagai sebuah institusi, tapi partai lain berbeda, mensosialisasikan ketumnya (ketua umum) sebagai capres sejak awal," kata Paloh, dalam rapat koordinasi pemenangan pemilu Partai Nasdem di Jakarta, Sabtu (25/1/2014) malam.

Paloh menuturkan, partai politik kerap memajang figur ketua umumnya yang digadang maju sebagai calon presiden. Ia menolak melakukan hal serupa, terlebih tergesa dan tanpa pertimbangan matang. Konsekuensi maju sebagai calon presiden, kata Paloh, adalah menang dalam pilpres dan menjadi presiden.

Ia sangat menyayangkan jika ada tokoh atau ketua umum partai yang begitu cepat puas menjadi calon presiden tanpa pernah memenangkan pemilu. "Sekali capres itu, konsekuensinya harus jadi presiden. Ada orang yang berhenti cukup menjadi mantan capres, itu bukan Nasdem. Ngapain jadi capres kalau enggak jadi presiden," ujarnya.

Untuk diketahui, Nasdem menggelar rakor pemenangan pemilu di Jakarta sejak Sabtu ini. Rakor digelar dalam rangka menghadapi pemilihan anggota legislatif (pileg) dan membahas situasi politik terkini. Rakor ini dihadiri oleh jajaran dewan pengurus pusat serta 250 orang pengurus dewan pimpinan wilayah (DPW) dari 34 provinsi termasuk Kalimantan Utara sebagai provinsi termuda di Indonesia.

Rakor dibuka secara langsung oleh Surya Paloh. Partai Nasdem optimistis meraih suara yang signifikan pada Pemilu 2014. Paloh mengungkapkan, berdasarkan survei dari lembaga yang dianggapnya objektif, elektabilitas Nasdem cenderung terus mengalami peningkatan dan ia prediksi perolehan suara Nasdem akan mencapai 12 persen suara nasional dalam Pileg 2014.

"Posisi lima besar di pemilu nanti tidak tergoyahkan kalau kita mampu terus melakukan kinerja yang baik," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com