Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2014, 09:31 WIB

KOMPAS.com - MENDEKATI pelaksanaan Pemilu Legislatif 9 April 2014, fokus anggota DPR mulai terbelah. Pasalnya, mereka harus membagi waktu sebagai anggota DPR dan bertemu konstituen sebagai calon anggota legislatif.

Para wakil rakyat resah jika meninggalkan konstituen di daerah pemilihan (dapil) dalam jangka waktu lama. Itu terlihat di antara delegasi DPR yang menghadiri sidang tahunan Forum Parlemen Asia Pasifik (APPF) di Puerto Vallarta, Meksiko, selama sembilan hari, pekan lalu.

Selama di Meksiko, mereka kerap berkelakar tentang dukungan suara di dapil. ”(Siapa) yang tertawanya paling keras itu yang dapilnya belum aman,” kata Andi Muawiyah Ramly dalam perjalanan di Mexico City, Kamis pekan lalu.

Sepanjang perjalanan sebelum pulang ke Tanah Air, para wakil rakyat itu memang lebih banyak bergurau dan tertawa. Cerita seputar pemilu menjadi salah satu gurauan. Mereka menceritakan banyaknya proposal permintaan bantuan menjelang pemilu, dari bantuan pembangunan sarana publik, pembangunan tempat ibadah, dan bantuan lainnya. Tumpukan proposal yang diterima bisa setinggi 1 meter.

Proposal permintaan bantuan dari konstituen di dapil itu menyita pikiran wakil rakyat akhir-akhir ini. Mau tidak mau, mereka harus memperhatikan proposal-proposal yang diajukan konstituen.

”Jadi, sekarang ini, badan ada di sini (Meksiko), pikiran dan hati ada di dapil,” ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.

Sistem pemilihan proporsional terbuka dengan suara terbanyak menuntut semua caleg berlomba-lomba mendulang suara. Persaingan bukan lagi di antara caleg berbeda parpol, melainkan antar-caleg dalam satu parpol. Meski sudah memiliki modal jaringan, para anggota DPR tetap masih khawatir akan kehilangan dukungan suara.

”Sehari saja kami meninggalkan dapil bisa habis tersalip karena (caleg) yang lain tetap bergerak di dapil,” ujar Daniel Lumban Tobing, anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Daniel pula yang mengingatkan Wakil Ketua BKSAP Andi Anzhar Cakra Wijaya tentang pentingnya menunggu dapil. Saat itu, Andi Anzhar menceritakan rencananya menghadiri sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) pada bulan Maret.

”Dapil, dapil, dapil,” kata Daniel saat mendengar Andi Anzhar akan menghadiri sidang IPU.

”Saya kan harus hadir karena saya salah satu pimpinan di IPU,” timpal Andi Anzhar. Politikus Partai Amanat Nasional itu memang menjabat sebagai President Committee Respect to International Humanitarian Laws IPU.

Dalam perjalanan ke Tanah Air dari Meksiko, para anggota BKSAP sudah berencana ke dapil. Sebagian besar langsung berkunjung setiba di Tanah Air. Kekhawatiran kehilangan keistimewaan sebagai anggota legislatif menghantui. (NTA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com