Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI: DPR dan Pemerintah Perlu Terbitkan Aturan soal Perbatasan

Kompas.com - 15/01/2014, 15:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengharapkan Dewan Perwakilan Rakyat menerbitkan aturan baru tentang wilayah perbatasan. Menurutnya, peraturan ini diperlukan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan di pusat dan wilayah perbatasan. Hal itu dikatakan Moeldoko saat sidang disertasi doktornya di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (15/1/2014).

Judul disertasi yang dipresentasikan yaitu "Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia, Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan". Jenderal bintang empat itu secara khusus menyoroti persoalan wilayah perbatasan Kalimantan.

Menurutnya, kesenjangan wilayah perbatasan di Indonesia relatif sudah berkurang kecuali di Kalimantan. Adapun, kesenjangan yang terjadi di sana terkait pembangunan infrastruktur daerah dan pertumbuhan ekonomi daerah. Lebih lanjut, Moeldoko menilai, masih ada disharmonisasi antara UU Nomor 43 Tahun 2008 tentang Batas Negara dengan UU Pemda.

"Sedangkan dengan UU hubungan internasional masih perlu banyak dibenahi," katanya.

"Untuk itu, saya menyampaikan rekomendasi (jika) pemerintah dan DPR perlu merumuskan aturan baru soal perbatasan," ujarnya.

Dalam disertasi tersebut ada tiga pertanyaan pokok yang menjadi persoalan dalam penelitian Moeldoko. Pertama, terkait bagaimanan isi kebijakan pengelolaan kawasan peratasan; bagaimana implementasi kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan dalam mewujudkan berandan depan negara yang aman dan sejahtera; terakhir, terkait bagaimana skenario dan arah kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan yang aman dan sejahtera sampai 2030.

Sementara itu, kesimpulan atas ketiga pertanyaan tersebut, dikatakan Moeldoko, pertama, adanya kesenjangan, disharmonisasi, kevakuman, ketidakkonsistenan, serta ketidaktepatan perumusan kebijakan yang mengakibatkan tidak optimalnya sistem keorganisasian dan program. Kedua, ketiadaan efektivtas implementasi karena keragaman persepsi dan hambatan sarana dan prasarana. Kesimpulan ketiga, yaitu adanya empat driving force yaitu politik, pembangunan ekonomi, keamanan serta kesejahteraan.

"Apabila tidak dilakukan perubahan, maka pengelolaan kawasan perbatasan masuk Skenario Merah Putih Setengah Tiang atau Merah Putih Turun tiang," ujarnya.

Moeldoko menambahkan, setidaknya ada tiga rekomendasi yang diberikan dalam disertasinya. Pertama, perlu ada perbaikan, penyempurnaan, dan harmonisasi kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan, serta perlu ada pengembangan grand design penataan dan pengelolaan kawasan perbatasan. Kedua, perlu ada kesepahaman persepsi dan strategi dari para stakeholder serta penyediaan prasaranan, saranan dan sumber daya yang memadai.

"Ketiga, perlunya pengembangan skenario dengan variabel yang lebih lengkap sebagai dasar pembaruan atau penyempurnaan kebijakan dan implementasinya, serta perlunya perbaikan atau penyempurnaan kebijakan strategis secara terus menerus," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Nasional
Momen Jokowi dan Iriana Nge-vlog, Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja  Pagi-pagi

Momen Jokowi dan Iriana Nge-vlog, Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja Pagi-pagi

Nasional
Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Nasional
 6 Fakta Densus 88 Polri Buntuti Jampidsus Kejagung

6 Fakta Densus 88 Polri Buntuti Jampidsus Kejagung

Nasional
SYL Beri Kado Tas Balenciaga buat Pedangdut Nayunda Nabila

SYL Beri Kado Tas Balenciaga buat Pedangdut Nayunda Nabila

Nasional
Heboh soal Penguntitan Jampidsus, Anggota DPR Minta Panglima Tarik TNI di Kejagung

Heboh soal Penguntitan Jampidsus, Anggota DPR Minta Panglima Tarik TNI di Kejagung

Nasional
Cek Tempat Penggilingan, Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Masih Cukup

Cek Tempat Penggilingan, Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Masih Cukup

Nasional
Tanduk Banteng Masih Tajam

Tanduk Banteng Masih Tajam

Nasional
Foya-foya SYL dan Keluarga Ditanggung Kementan, Biaya Makan hingga Klinik Kecantikan

Foya-foya SYL dan Keluarga Ditanggung Kementan, Biaya Makan hingga Klinik Kecantikan

Nasional
Pemerintah Diminta Tak Paksa Pekerja Bayar Tapera

Pemerintah Diminta Tak Paksa Pekerja Bayar Tapera

Nasional
Drone : 'Game Changer' Kekuatan Udara TNI AU

Drone : "Game Changer" Kekuatan Udara TNI AU

Nasional
Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Nasional
[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

Nasional
Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Nasional
124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com