Hal ini disampaikan oleh Din seusai bertemu dengan Prabowo di Markas PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Rabu (8/1/2014). "Kalau mengizinkan ya saya pikir itu patut dipertimbangkan," katanya.
Din mengatakan, masa jabatannya sebagai Ketua Umum Muhammadiyah akan segera berakhir tahun 2014. Meski begitu, siapa pun kader Muhammadiyah, termasuk dirinya, harus minta izin terlebih dahulu karena itu menjadi etika organisasi.
"Kalau tidak mengizinkan ya kita sami'na wa atha'na (kami dengar dan kami taati)," imbuhnya.
Ia menambahkan, setiap pemimpin harus merangkul semua kalangan untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Indonesia, kata Din, membutuhkan seorang pemimpin yang bisa menciptakan solidaritas di semua elemen bangsa.
"Kesalahan rezim sekarang ini kurang mengedepankan kebersamaan," katanya.
Sebelumnya, Prabowo sendiri membantah apabila kedatangannya menemui Din Syamsuddin untuk menjajaki cawapres. Menurutnya, pertemuan tersebut adalah ajang silaturahim dan bertukar pikiran dengan tokoh Muhammadiyah itu.
"Saya kenal beliau sudah lama. Dia sahabat saya," ucapnya.
Kendati demikian, Prabowo tidak menutup kemungkinan kepada siapa pun, termasuk kader Muhammadiyah, untuk menjadi cawapresnya. Wakil presiden yang Prabowo inginkan adalah seseorang yang memiliki detak jantung yang sama dengan dirinya.
"Saya kira kami banyak memiliki visi yang sama, kepedulian terhadap bangsa yang sama," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.