Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas di Bawah Ical, Prabowo Nilai Survei Hanya Taktik Politik

Kompas.com - 23/12/2013, 19:20 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto enggan mengomentari hasil survei Indo Barometer yang menempatkan dirinya di bawah Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden.

Hal ini dikatakannya kepada wartawan di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Jakarta, Senin (23/12/2013). "Ini kan bagian dari taktik politik. Ya sudahlah kita sudah tahu," katanya.

Ia pun menanggapi hal itu sebagai suatu hal yang biasa. Dengan nada setengah bercanda, mantan Danjen Kopassus itu sesumbar dirinya bisa membayar setidaknya 15 lembaga survei untuk menempatkan dirinya sebagai nomor satu.

"Itu biasalah. Kita sudah tahulah. Lain ladang, lain belalang. Lain survei, lain hasilnya," kata kakak kandung Hashim Djojohadikusumo itu sambil sedikit berpantun.

Seperti diketahui, dalam survei yang diselenggarakan Indo Barometer ditemukan bahwa tingkat elektabilitas Ical mengungguli Prabowo. Dalam survei itu ditemukan bahwa pilihan spontan terhadap capres yang paling tinggi masing-masing adalah Jokowi (25,2 persen), disusul Aburizal Bakrie (10,5 persen), dan Prabowo Subianto (9,7 persen).

Dari semua capres yang tersebut di atas, Jokowi dipilih sebagai calon yang paling menyita perhatian atau dekat dengan rakyat, kinerjanya bagus, bersih dari KKN, bijaksana, sederhana, dan berpengalaman. Aburizal dipilih sebagai capres karena alasan pintar dan pengusaha. Sementara Prabowo Subianto dipilih sebagai capres dengan alasan tegas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com