Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Artinya Saya Masih Hidup kalau Diserang, Dihantam, Dicemooh, Dihina

Kompas.com - 18/12/2013, 22:45 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku bisa menerima kritikan, kecaman, cemoohan, hingga hujatan yang diarahkan kepadanya selama sembilan tahun memimpin Indonesia. Ia pun berbagai resep bagaimana bisa seperti itu.

"Kalau saya ditanya resepnya apa, mungkin tidak ada resep yang ajaib. Mungkin berlaku bagi saya, mungkin belum tentu berlaku bagi bapak dan ibu sekalian," kata Presiden saat perayaan HUT LKBN Antara ke-76 di Wisma Antara, Jakarta, Rabu (18/12/2013).

Presiden mengatakan, ketika membaca berita yang menyerang di media cetak, elektronik, ataupun di media sosial, dia selalu berpikir bahwa hal itu takdir dan nasib yang harus diterima sebagai Presiden.

"Ada falsafah, tidak ada orang yang menyepak anjing mati. Jadi, kalau saya disepak, berarti saya masih hidup," kata Presiden.

Presiden mengaku selalu berpikir jika tidak mau diserang atau dikecam, maka lebih baik tidak usah berbicara apa-apa dan tidak berbuat apa-apa. Sebagai manusia, kata dia, tidak mungkin berlaku seperti itu.

"Artinya saya masih hidup kalau diserang, dihantam, dicemooh, dihina. Itulah yang mengontrol saya, hati saya, pikiran saya. Omong kosong kalau di antara saudara diserang, dihantam, terus tidak merasa. Mesti ada-lah. Tapi kalau saya pikir-pikir, saya memang Presiden dan pemimpin, saya jadi pusat segalanya, jadi tembakan kiri-kanan-atas-bawah. Bertahun-tahun itu saya rasakan, it's fine," kata Presiden.

Hanya, Presiden mengaku tidak bisa menerima difitnah. Tidak melakukan atau berbicara apa-apa, kata dia, kemudian diserang selama berminggu-minggu. Untuk itu, ia berharap Indonesia jangan dijadikan "lautan fitnah", tetapi "lautan kebenaran".

"Janganlah kita berikan toleransi kalau itu berupa fitnah karena fitnah lebih kejam dibandingkan pembunuhan," pungkas Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com