Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Pernah Temui Sutarman, Deddy Bantah Minta Bantuan Pengamanan Demonstrasi

Kompas.com - 11/12/2013, 04:17 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa kasus dugaan korupsi proyek Hambalang, Deddy Kusdinar, mengaku pernah bertemu Jenderal Sutarman saat menjabat Kepala Polda Metro Jaya. Namun, dia membantah kesaksian Sylvia Sholeha atau Bu Pur yang mengatakan bahwa pertemuan itu untuk meminta bantuan pengamanan demonstrasi di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

"Keliru beliau (Bu Pur). Jadi waktu itu Pak Tarman baru dua minggu jadi Kapolda, ada Bu Pur ngasih selamat. Itu aja, enggak ada apa-apa," kata Deddy seusai sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (10/12/2013).

Mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora ini mengaku saat itu tak sengaja bertemu Bu Pur dan sepupu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Widodo Wisnu Sayoko. Deddy datang ke Polda Metro untuk menyelesaikan masalah lain.

Menurut Deddy, Bu Pur dan Widodo sudah berada lebih dulu di ruangan Sutarman. "Saya dipanggil. Widodo bilang ke saya, kita gabung, yuk. Begitu," kata Deddy. Deddy sendiri mengaku tak tahu apa yang dibicarakan antara Bu Pur, Widodo, dan Sutarman sebelum dia datang.

Sementara itu, kesaksian Bu Pur sebelumnya menyatakan bahwa pertemuan itu untuk meminta pengamanan demonstrasi di Kemenpora karena ada ancaman dari LSM. Bu Pur mengaku dimintai tolong oleh Widodo.

Bu Pur kemudian menemui Sutarman dan untuk kali pertama mengenal Deddy, di Polda Metro Jaya. Bu Pur juga mengaku tak tahu hubungan Widodo dengan Kemenpora sehingga meminta tolong soal pengamanan demonstrasi. Menurut Bu Pur, setelah pertemuan itu, Sutarman yang saat ini menjabat Kepala Polri mengatakan untuk segera mengirimkan anggotanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com