Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lembaga Pemerintah yang Tumpang Tindih Akan Dirampingkan

Kompas.com - 02/12/2013, 13:06 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga dan instansi pemerintah yang selama ini banyak mengalami tumpang tindih fungsi, tugas, dan kewenangan akan dirampingkan. Nantinya, tak akan ada lagi lembaga pemerintah yang tumpang tindih. Semuanya akan bersinergi saling bahu-membahu menjalankan tugasnya masing-masing.

Hal ini disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Azwar Abubakar dalam seminar bertajuk Mengatur Ulang Kelembagaan Pemerintah di Jakarta, Senin (2/12/2013). Hadir dalam seminar itu mantan Ketua MK Jimly Asshidiqie, ekonom Faisal Basri, dan Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar.

"Ini pekerjaan besar. Ada dua pendekatan yang akan kita pakai, pendekaran makro dan pendekatan mikro," kata Azwar.

Pada tingkatan makro, ujar dia, kelembagaan pemerintah dapat diibaratkan semacam hutan liar yang tidak tertata dengan baik. Hutan tersebut juga sudah rusak akibat penanganan yang semena-mena. Pada tingkatan mikro, lembaga pemerintah diibaratkan semacam perangkat yang stand-alone. Terdapat fungsi yang tumpang tindih, fragmentasi fungsi, dan diferensiasi unsur dan level organisasi.

"Untuk itu, perlu kerja keras menata ulang tatanan kelembagaan tersebut. Kementerian PAN dan RB telah bekerja sama dengan Lembaga Administrasi Negara," lanjutnya.

Saat ini, ujar Azwar, tengah dibangun arsitektur kelembagaan dan peta kewenangan dari masing-masing lembaga. Kemenpan-RB juga, lanjut dia, tengah melakukan audit organisasi terhadap 16 lembaga. Dengan menata ulang lembaga pemerintah ini, Azwar berharap nantinya tak ada lagi lembaga yang memiliki fungsi tumpang tindih. Setiap lembaga akan menjalankan fungsinya masing-masing dengan efektif. Dengan begitu, penggunaan dana dan SDM juga nantinya bisa lebih efisien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com