"Kita harus dapatkan keadilan. Kalau hubungan internasional, ada balas membalas. Kita dihalang-halangi, kita juga bisa menghalang-halangi komoditas negara lain ke Indonesia," kata Presiden saat membuka Konferensi Internasional Kelapa Sawit ke-9 yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/11/2013).
Jangan sampai karena persaingan dagang, kata Presiden, sawit Indonesia dikalah-kalahkan di dunia internasional. "(Dikalahkan dengan) dicari-cari alasannya, (disebut) akan merusak lingkungan dan sebagainya," ujar Presiden.
Menurut Presiden, situasi ekonomi Indonesia dan global yang saat ini kembali bergejolak juga berimplikasi pada industri sawit Indonesia. Implikasi itu berupa penurunan nilai ekspor sawit.
"Maka sungguh diperlukan sinergi, kebersamaan antara pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah dengan swasta, (di antara sesama) industri kelapa sawit sendiri, dan juga mitra-mitra kita di luar negeri. Kalau tiga-tiganya bersinergi, Insya Allah persoalan itu bisa diatasi," ujar Presiden.
Presiden mengingatkan pula jangan sampai harga kelapa sawit Indonesia terlalu rendah di tengah ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara. Harga, kata Presiden, adalah persoalan penawaran dan permintaan. "Ketika kita banjiri komoditas kelapa sawit di berbagai pasar dunia, kemudian demand mereka sedang turun, hampir pasti harga (sawit) itu turun," kata Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.